Mohon tunggu...
Runi
Runi Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Menulis di waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kegalauan

25 Agustus 2020   13:28 Diperbarui: 25 Agustus 2020   13:23 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kegalauanku pun mencapai puncaknya, sangat kuat terbesit dipikiranku untuk mengakhiri pernikahan kami tapi aku memikirkan kembali kenangan-kenangan yang sudah kami lalui selama ini. Apa yang akan dikatakan orang-orang dan keluarga kami, hubungan kami sudah cukup lama, dan berakhir dalam hitungan waktu yang singkat. Dan apakah akhirnya aku akan dianggap sebagai istri yang tidak dapat menerima keadaan suami yang sedang terpuruk seperti saat ini? pikiran seperti itu terus berada dihati dan pikiranku. Selain itu, pertanyaan apakah aku masih mencintai suami ku atau tidak pun masih mengganggu. Aku tidak bisa menjawabnya, tidak ada kepastian yang kudapat, dari diriku dan juga suamiku. Ini sangat sulit, mungkin suamiku pun merasakan kekacauan ini. Karena hanya kegalauan yang ada dalam hening dan keretakan rumah tangga kami berdua yang masih bertahan sampai saat ini.

Tolong aku, sungguh aku butuh kepastian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun