Akhir-akhir ini hati saya galau. Terutama saat menonton berita di televisi tentang kekerasan sesama pelajar, intoleransi, tawuran, balapan liar dan lain sebagainya. Dalam benak saya, apa keuntungan melakukan tindakan yang tidak baik? Hidup "baik-baik" pun, belum tentu apa yang kita harapkan tercapai. Apalagi kalau hidup tidak baik-baik.
Sungguh saya tak habis pikir melihat "kondisi" pelajar saat ini. Saya merenung, apa yang salah dengan pendidikan di Indonesia? Kenapa sepertinya terjadi kemerosotan moral di kalangan pelajar? Apakah kurikulum tidak sesuai? Apakah  penyebabnya adalah cara mengajar guru? Atau lingkungan belajar yang tidak bagus? Atau karena cara orang tua mendidik anak? Pertanyaan itu berputar-putar di benak saya.
Dari segi kurikulum, sejak Indonesia merdeka, tercatat sudah 10 kali terjadi pergantian kurikulum. Namun semakin hari permasalahan di dunia pendidikan semakin banyak. Menurut saya, permasalahan pendidikan yang terjadi saat ini bukan terletak pada kurikulum. Kurikulum yang ada sudah cukup baik dalam mengcover kebutuhan dunia pendidikan. Apa yang salah?
Penyebab dari permasalahan dunia pendidikan adalah kurangnya kerjasama yang baik antara pemerintah, pihak sekolah, orang tua, lingkungan belajar dan pelajar itu sendiri. Kerjasama dalam satu tujuan yaitu menghasilkan  pelajar berkarakter Pancasila. Selain itu hilangnya rasa peduli terhadap orang lain juga merupakan penyebab .
Apa itu profil pelajar Pancasila? Mengutip dari laman Kemendikbud Ristek, profil pelajar Pancasila adalah profil yang memiliki ciri karakter Pancasila yaitu :
Berakhlak mulia;
Mandiri;
Bernalar kritis;
Kreatif;
Gotong royong;
Kebhinekaan global