Mohon tunggu...
Rumingkang Tumarima
Rumingkang Tumarima Mohon Tunggu... Dosen - KOPI PAHITPUN SELALU MENEMUKAN PENIKMATNYA

JUST DO IT

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Lokal Biaya Supermahal

3 Januari 2022   14:40 Diperbarui: 3 Januari 2022   14:42 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

salam sejahtera selalu buat kita semua semoga diberikan kesabaran, kesehatan dan diberikan kemudahan segala urusannya. aminn ya Rabb

pariwisata ditanah air selama 2 tahun ini mersakan pukulan yang besar akibat pandemi ini dengan memiliki multyplayer efek ekonomi yang tak terhitung jumlahnya yang menerpa semua bisnis pariwisata tanah air, pemerintahpun kadang menggunakan kebijakan dua kaki dalam memberikan kebijakan penanggulangan industri pariwisata di Indonesia, seperti melarang warga melakukan berwisata tetapi disisi lain bisnis pariwisata harus tetap jalan, pernah saya melihat meme di media sosial "mdik dilarang tetapi picnik boleh. atau liat IG nya kementrian pariwisata yang isinya mempromosikan pariwisata ditanah air padahal disatu sisi pemerintah tengah membatasi interaksi sosial masyarakat dalam masa pandemi ini. tentunya harus kita maklumi karena menyangkut hidup orang banyak bahkan jutaan masyarakat kita yang menggantungkan kehidupannya dari bisnis pariwisata.

pada masa liburan tahun baru kemarin mencoba mencari suasana baru setelah sekian lama jarang berpergian keluar kota bahkan selama dua tahun ini tidak pernah mudik dengan harapan membawa ketenangan batin dengan berwisata. sukabumi merupakan kota yang memiliki banyak potesi wisata bahkan terbilang sangat lengkap meskipun masih didominasi wisata alam seperti pantai pelabuhan ratu, geopark ciletuh, jembatan gantung situgunung, pondok halimun, wisata kuliner dan sebagainya yang keindahan alamnya tidak kalah dengan pulau dewata bali atau lombok hanya saja meskipun pemerintah daerah sudah berusaha meningkatkan bisnis pariwisatanya tetapi masih ada celah yang harus dibenahi karena ada sebagian soadara kita yang memanfaatkannya untuk kepentingan sendiri salah satunya adalah biaya parkir.

fasilitas parkir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan bisnis pariwisata karena para wisatawan menginginkan fasilitas parkir yang aman, nyaman dan tentunya murah. tetapi harga parkir yang murah pada saat liburan panjang menjadi hal yang sulit didapatkan oleh para wisatawan hal ini ditunjukan semakin maraknya parkir liar yang dikelola oleh masyarakat dan bukan pemerintah yang mengelolanya padahal kalau dihitung nilainya sangat besar bagi pemerintah daerah, yang kedua karena makin maraknya parkir liar harga menjadi semakin tidak masuk akan dan rasional misal untuk sebuah mobil yang harusnya hanya Rp. 5.000 menjadi Rp. 50.000 saat liburan jadi saat kita berwisata dan menuju beberapa spot lokasi terasa sangat memberatkan bagi wisatawan. tetapi wisatawan tidak memiliki kekuatan hanya pasrah saja demi kebahagiaan keluarga tercinta.

kesadaran masyarakatpun masih kurang dibanding di denpasar ataupu yogyakarta sebagai destinasi wisata internasional masyarakat sadar bahwa pedagang kehidupannya dari wisatawan sehingga wisatawan datang harus di jaga kepuasanya saat berwisata salah satunya mengenai harga-harga yang wajar, tetapi pada kenyataannya wisatawan menjadi objek dimana saat liburan harga-harga melambung sampai 100% misal sebuah kelapa muda yang awalnya hanya Rp. 10.000 menjadi Rp. 25.000, atau jajan pasar seperti bakso di kios kecil yang bisa Rp. 15.000 menjadi Rp. 30.000 memang sih tidak salah itu merupakan hak pedagang dan mungkin memanfaatkan peluang setelah sekian lama sepi berjualan tetapi dalam jangka panjang pedagang rugi karena wisatawan takkan lagi kembali berwisata karena biaya tinggi meskipun hanya berkunjunga berwisata ketempat wisata lokal tentunya ini sangat merugikan bagi masyarakat dan pemerintah apalagi kalau melihat target wisatawan yang telah ditetapkan kementrian pariwisata.

melihat fenomena ini ada dua hal yang kita harus cermati yang pertama adalah kurangnya peranan pemerintah khususnya pemerintah daerah dalam memveripikasi potensi-potensi atau celah celah kebocoran pendapatan daerah seperti tiket parkir, yang kedua kurang adanya koordinasi lintas sektoral sehingga ada ego sektoral seperti memasuki satu objek wisata tetapi pengunjung dikenakan dua tiket misalnya saya mengunjungi sebuah air terjun tetapi melewati perkebunan teh sehingga saya harus bayar dua tiket yaitu wisata perkebunan teh dan air terjun padahal itu satu objek wisata tentunya ini sebuah kerugian bagi wisatawan karena tidak semua wisatawan berkunjung ke dua objek wisata meskipun lokasinya yang sama. dan yang terakhir kurangnya eduksi, sosialissasi serta kesadaran masyarakat dalam mendukung kemajuan pariwisata seperti menaikan harga-harga yang tinggi saat musim liburan, banyaknya pengamen, pengemis dadakan saat liburan yang pada akhirnya akan membuat pengunjung kecewa dan tidak akan kembali lagi.

akhir kata tidak ada maksud menyudutkan, mendiskriminasi atau melakukan dikotomi hanya sebagai sumbang saran dan masukan untuk kemajuan bisnis ditanah air. tetap sehat!!!!!!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun