Mohon tunggu...
Rumingkang Tumarima
Rumingkang Tumarima Mohon Tunggu... Dosen - KOPI PAHITPUN SELALU MENEMUKAN PENIKMATNYA

JUST DO IT

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Jadi Karyawan atau Punya Karyawan

19 Juni 2019   08:56 Diperbarui: 19 Juni 2019   14:41 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau diatanya jadi karyawan atau punya karyawan pasti sangat mudah menjawabnya tapi sangat sulit melaksanakannya tentunya kita akan menjawab punya karyawan yang berati kita harus punya usaha. tak ada modal dan takut gagal selalu memenuhi pikiran saat kita akan membuka usaha. terutama yang baru lulus kuliah meskipun sudah dibekali ilmu dan wawasan tetapi saat memasuki dunia kerja mereka lebih memilih mencari pekerjaan dibanding menciptakan pekerjaan tak ada yang salah semua benar menjadi karyawan atau menjadi pengusaha. karena mempunyai resiko masing masing.

Contohnya saya dari mulai SMA saya sangat senang berjualan apa saja yang penting halal saya lakukan uang saku saya melimpah tanpa harus menunggu kiriman orang tua sehingga saya bercitacita punya warung nasi karena saya pikir sangat menjanjikan. manusia takkan pernah berhenti makan dan makan adalah kebutuhan yang wajib dipetuhi. tapi citacita itu sirna saat lulus kuliah dalam benak saya sayang ijazah dengan nilai cemerlang kl berakhir di lemari baju, sayang kalau tidak dimanfaatkan sambil mencari pengalaman nanti kalau tabungan sudah cukup baru bikin usaha. selama berkerja tak perlu lama menjadi manager bukan tambah semangat bikin usaha malah semakin lupa.

Duniapun berputar dari seorang manager menjadi seorang pengguran saat beban ekonomi semakin tinggi dan pendapatan tidak ada akhirnya hanya mengandalkan tabungan yang tersisa sambil menunggu panggilan lamaran kerja. ternyata sulit mencari pekerjaan sedangkan hidup terus berjalan untuk menghidupi anak istri. disana muncul penyesalan kenapa tidak dari dulu merintis usaha seandainya saya punya usaha mungkin keadaannya takkan seperti ini. tapi inilah kenyataan yang harus diterima atau teguran dari Tuhan karena kurangnya rasa syukur sehingga nikmatnya diambil lagi.

Dengan modal seadanya yang didapat dari menggadaikan perhiasan mencoba memulai usaha dengan ilmu dan pengalaman yang didapat selama ini, usaha bergerak dibidang mobil bekas dalam hal ini adalah mobil bekas. saya mencari mobil yang dijual lalu menjual lagi kepada yang membutuhkan. secara teori gampang tetapi dilapangan sangat sulit dikarenakan modal yang sangat kecil jarang sekali penjual yang mau dengan pembayaran tempo bahkan hanya tempo seminggu mereka inginnya cash keras tapi tak membuat putus asa meskipun modal bukan bertambah malah menciut karena dipake buat didapur akhirnya 3 bulan berlalu tanpa hasil.

Konsistensi, komitmen dan pantang menyerah adalah kunci dalam membangun usaha, kerja keras selama ini membuahkan hasil sudah banyak telp dari konsumen yang ingin menjual mobilnya dan yang mencari mobil bekaspun sudah mulai ada dengan modal kejujuran dan memegang kepercayaan dari konsumen saya mampu membeli mobilnya dengan pembayaran tempo dari mulai seminggu sampai sebulan dan bahkan kalau tidak bisa membelinya saya cukup jadi mediator hanya mempertemukan antara penjual dan pembelinya keuntungannya saya dapat komisi dari pembeli dan penjual.

Usaha berkembang masalah mulai timbul dari mulai tempat usaha yang tak punya karena kalau hanya dirumah sudah takkan memungkinkan, suntikan modal yang harus ditambah untuk memperbesar usaha dll. butuh pemikiran yang matang dan solusi yang cepat, biaya sewa tempat untuk seukuran saya sangat mahal dan takkan ketutup dari penjualan yang masih kecil ahirnya solusinya mencari rekan usaha yang punya tempat tapi tidak digunakann dan akhirnya dengan perjanjian saling mengutungkan bauran pemasaran sudah dapat solusinya.

Saya keliling perbankan mencari informasi pinjaman tetapi jarang bank yang memberi flapon besar untuk bagi usaha yang baru akhirnya masalah itupun terpecahkan saya tidak meminjam dibank disamping bunganya komersil tanpa subsidi saya mencari patner kerja/investor yang mau menanamkan uangnya dengan prisip kepemilikan berdasarkan jumlah modal yang disetor.

7 tahun berlalu tak terasa usaha mulai berkembag sekarang saya tidak kerja sendiri tidak seperti dahulu single fighter dari mulai mencari penjual, mencari pembeli service kendaraan sampai anter pesanan. sekarang sudah ada beberapa karyawan yang membantu sesuai job pekerjaannya, malah sekarang lembaga keuangan banyak yang menawarkan creadit dengan flapon yang menggiurkan.

sekarang disampaing wirausaha saya uja mengajar selalu saya nasehati kepada mahasiswa begitu menjanjikannya jadi pengusaha, dan jangan takut gagal dalam membangun usaha konsiten, komitmen dan kejujuran berdasarkan pengalaman adalah modal terpenting dalam usaha.

trimakasih kompasiana semoga bermanfaat bagi pembacaa....

"dunia itu luas, jangan dipersempit" copyright : rumingkang@tumarima

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun