Mohon tunggu...
Rumingkang Tumarima
Rumingkang Tumarima Mohon Tunggu... Dosen - KOPI PAHITPUN SELALU MENEMUKAN PENIKMATNYA

JUST DO IT

Selanjutnya

Tutup

Financial

KSP Vs Lintah Darat di Sukabumi

15 Juni 2019   08:02 Diperbarui: 15 Juni 2019   08:08 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Industrialisasi yang terjadi di sukabumi membawa dampak yang sangat besar terhadap tatanan ekonomi, keuangan dan sosial masyarakat dari pertanian menjadi sektor indutrialiasasi. gunung gunung sudah menjadi pusat produksi lahan pertanian makin lama makin menyusut berganti pabrik atau perumahan masyarakat tentunya ini harus disikapi dengan cermat oleh para pemangku kepentingan atau dalam hal ini adalah pemerintah daerah.

Investasi yang masuk ke Sukabumi tentunya sangat diharapkan oleh pemerintah daerah dengan adanya investasi akan menciptakan multyplayer yang besar seperti puluhan ribu lapangan pekerjaan tersedia yang akan mengakibatkan pendapatan meningkat tentunya pendapatan akan berkorelasi dengan naiknya konsumi, tabungan pada masyarakat yang pada akhirnya pengguran dan kemiskinan yang menurun tentunya sangat diharapkan oleh pemerintah salah satu yang mencolok setelah adanya industrialisasi di Sukabumi minat orang tua untuk melanjutkan ke SMA/SMK/MA sangat tinggi diharapkan bisa diterima berkerja dipabrik. dan ada ribuan mahasiswa yang mengabil kelas karyawan yang mayoritas berkerja di pabrik.

Pesatnya investasi yang masuk ke Sukabumi dibidang produksi juga membawa pengaruh tumbuhnya koperasi simpan yang tinggi hal ini terlihat dari data dinas kopersasi daerah ada ribuan koperasi yang ada di kota/kabupaten sukabumi. tentunya kita menyambut baik dengan banyaknya koperasi karena tujuan koperasi adalah untuk mensejahterakan anggotanya sehingga dengan menjadi anggota koperasi kita akan mendapatkan keuntungan yang besar.

Tetapi dilapangan tidaklah seindah yang dibayangkan banyaknya koperasi fiktif hanya mengantongi izin padahal tidak memiliki anggota, tidak punya pengurus bahkan pengurusnya adalah sanak famili tidak lebih lima jari. 

Usaha mereka mayoritas memberikan jasa pinjaman kepada buruh pabrik dengan berbagai fasilitas kemudahan seperti tanpa jaminan dan bisa langsung cair seketika bahkan bisa top up pinjaman meskipun pinjaman pertama belum lunas dengan masa tenor rata-rata 1 bulan dibayar saat menerima gaji dari perusahaan.

sekilas KSP ini membantu tetapi pada kenyataannya mencekik leher para buruh sampai ubun-ubun melebihi kekejaman lintah darat betapa tidak mereka menetapkan bunga yang tidak masuk akal rata-rata 30-40% dengan tenor satu bulan belum lagi saat telat membayar maka akan dikenakan finalti dan bunga berbuka sehingga saat buruh gajian hanya bisa menghela napas dan gigit jari. 

Dari bekerja banting tulang peras keringat ternyata yang menikmatinya bukan buruh tetapi segelintir KSP yang menjalankan usahanya jauh dari aturan perkoperasian yang berlaku.

Mengatasi masalah ini tentu tidak mudah karena dua sisi mata pedang satu dengan yang lain saling membutuhkan sehingga pemerintah harus tau akar permasalahan yang sesungguhnya mengapa banyak buruh pabrik yang terlilit utang kepada KSP tentunya butuh solusi yang bijak supaya tidak merugikan kedua belah pihak ada beberapa artenatif/solusi untuk mengatasi masalah benang kusut ini :

1. Perusahaan/pabrik harus mempunyai koperasi yang dikelola secara profesional oleh karyawan dimana melayani barang-barang kebutuhan pokok dan pinjaman tentunya dengan harga dan bunga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. sehingga karyawan disamping bisa memenuhi kebutuhannya bisa mendapatkan keuantungan melalui SHU

2. Pemerintah daerah terjun langsung kelapangan melakukan visitasi kepada KSP-KSP yang terdaftar apakan benar-benar beropersi sesuai dengan aturan apabila tidak jangan ragu untuk menutupnya.

3. Melakukan sosialisasi/ himbauan kepada para buruh agar tidak mengunakan jasa KSP-KSP abal-abal karena akan sangat merugikan bagi karyawan tentunya harus didukung oleh manajemen perusahaan dan pemerintah daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun