Mohon tunggu...
Rumah Shine
Rumah Shine Mohon Tunggu... profesional -

Mensosialisasikan pola asuh dan pola komunikasi yang sehat dalam keluarga serta pemberian dukungan bagi keluarga-keluarga yang bermasalah. Bila membutuhkan bantuan untuk konsultasi masalah keluarga, silakan email kami di rumahshine@gmail.com atau cek web kami www.rumahshine.org

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengungkap Pelecehan Seksual Pada Anak

24 Mei 2011   07:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:17 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pelecehan seksual pada anak akhir-akhir ini kerap terjadi di masyarakat. Dan yang lebih mengejutkan adalah pelaku bukanlah orang asing, tetapi malah orang-orang di sekitar mereka. Data kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak (usia di bawah 18 tahun) yang dihimpun oleh Pusat Krisis Terpadu untuk Perempuan dan Anak di Pusat Klinik Terpadu RSCM dari Juni 2000 hingga Desember 2007 menunjukkan, kasus kekerasan seksual terhadap anak perempuan mencapai 708 kasus dan kasus kekerasan seksual pada anak laki-laki terdapat 118 kasus.

Tidak adadefinisiuniversaltentangpelecehanseksual anak. Namun,karakteristikutama sexual abuseadalahdominasi orang dewasayangmemungkinkandia untukmemaksaanakdalamaktivitasseksual. Pelecehanseksual pada anakitu bisa mencakupcumbuan padaalat kelaminanak, masturbasi, kontak oral-genital, penetrasidigital, danhubunganvaginadandubur. Hal tersebut tidakhanyaterbatas padakontak fisik, tapidapatmencakuppelecehantanpa kontak, seperti memperlihatkan alat kelamin, mengintip, dan pornografianak.
Statistikyang akurattentangprevalensipelecehanseksualanakdanremajasulituntuk
dikumpulkankarenabanyak kasus yangtidak dilaporkandankurangnya hukum yang mengatur tentang masalah tersebut. Di Indonesia, sudah ada UU No.23 tahun 2002, tentang Perlindungan Anak, tapi pada prakteknya hukuman yang dijatuhkan pada pelaku masih mengacu pada KUHP, yang notabene lebih ringan. Mirisnya, para pelaku sulit untuk dideteksi. Para pelaku ini, umumnya adalah orang yang bisa cepat akrab dan sayang terhadap anak-anak. Ia juga pandai membujuk. Mungkin, karena para pelaku bisa bersikap sangat sopan dan halus tutur katanya. Diagnosa pelecehan seksuan ini seringmenjadi sangat kompleks. Buktifisikyang meyakinkanpada pelecehanseksualrelatifsulit ditemukandalam kasus-kasusyang dicurigai. Untuksemuaalasan ini, biladiduga telah terjadi pelecehan, harussegera dikonsultasikan dengan seorangprofesionalkesehatan yangterlatih.

Adakesepakatanumumdi antaraprofesionalkesehatanmentaldanperlindungan anakbahwapelecehanseksual anak merupakanmasalah serius.Dampakpelecehanseksualdapatbermacam-macam. Biasanya, yang terparah adalah pada anak-anakyangmengalami penganiayaan yang melibatkananggotakeluarga, - perilaku yang tampak adalah gangguan kecemasan sampai stress pasca trauma. Namun, anak-anakyangmerupakankorbanpelecehanseksualjugaterkenaberbagaistreslaindankeadaanyang sulitdalam hidupmereka, termasukpenyalahgunaanzat adiktif.


Salah satu dampak yang dapat terjadi akibat pelecehan seksual pada anak adalah meningkatnya resiko psikotik (gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan individu membedakan kenyataan dan fantasi). Pelecehan seksual pada anak yang melibatkan penetrasi tampaknya meningkatkan resiko pengembangan gangguan psikotik di kemudian hari, menurut penelitian yang diterbitkan dalam edisi November 2010 Archives of General Psychiatry.
Margaret C. Cutajar, dari Monash University di Clifton Hill, Australia, dan rekannya mempelajari data kesehatan mental pada 2.759 subjek yang telah mengalami pelecehan seksual pada masa kanak-kanaknya, (dengan faktor pembanding adalah masyarakat umum), untuk menyelidiki apakah pelecehan seksual yang terjadi pada masa kanak-kanak meningkatkan risiko untuk menjadi gangguan psikotik di kemudian harinya. Para peneliti menemukan tingkat untuk psikotik umum, dan khususnya untuk gangguan skizofrenia, jauh lebih tinggi pada subyek pelecehan seksual masa kanak-kanak daripada dengan kontrol pembanding (kurang lebih 2 kali lebih tinggi untuk gangguan skizofrenia pd subyek pelecehan) . Resiko psikotik tertinggi pada pelecehan seksual yang terjadi setelah usia 12 tahun, yang melibatkan penetrasi, dan lebih dari satu pelaku. Penyalahgunaan tanpa penetrasi tidak terkait dengan peningkatan yang signifikan dalam psikotik umum atau skizofrenia.

Untuk itu ada beberapa cara untuk melindungianakdaripelecehanseksual ini, antara lain adalah:


  • Jangan terkecoh dengan saranyang sudah biasa kita dengar."Jangan Bicaradengan Orang Asing", tidakberlakudalam kasusini.Kebanyakanpelakupelecehan seksual pada anak ini adalah orang-orang yang dikenalnya.
  • Janganmengajaranak-anakuntukmemberikanpelukankerabatdanciuman. Biarkanmerekamengungkapkankasih sayangpadaistilahmereka sendiri.
  • Ajarkananak-anakandapendidikanseksdasar. Ajarkanmerekabahwatubuh mereka adalah berharga dan tidak ada seorang pun yang bolehmenyentuhbagian-bagian“pribadi” tubuhmereka, kecuali orang-orang tertentu dan di tempat tertentu (seperti dokter dan Rumah Sakit). Seorangprofesionalkesehatanjugadapat membantuuntukmemberikanpendidikanseksuntukanak-anakjikaorang tuatidak nyamanmelakukannya.
  • Kembangkankemampuankomunikasiyang kuatpadaanak-anak anda. Dorong merekauntuk bertanyadan berbicaratentang pengalaman mereka. Jelaskanpentingnyamelaporkankejanggalan yang terjadikepada andaatauorang dewasa lainyang dipercaya.
  • Ajarkananak-anakandabahwaperilaku seksual dariorang dewasapada dirinya adalahsalahdanmelawan hukum. Berimerekakepercayaan diriuntukmenegaskandirinyaterhadap setiaporang dewasayang berusahauntukmemperlakukan mereka secara tidak wajar mereka.
  • Kenali temananak-anakdankeluargamereka.
  • InstruksikananakAndauntuktidak pernahmasukkemobildengansiapapuntanpaseizin Anda.
  • Ajarkananak-anakAndabahwa tubuhmereka adalahmereka sendiri. BahwaOK untukmengatakan bahwamerekatidakinginmemelukataujenis perilaku tertentu yangmembuat merekatidak nyaman.

Pentinguntuk diingatbahwatidak diperlukan paksaan fisik untuk melibatkananakdalamaktivitasseksual. Anak-anakmudah percayadansangat bergantung, jugaakanmelakukanapa yang dimintadarimerekauntukmendapatkanpersetujuandancinta.

Sumber:

American Psychology Association

Pusat Klinik Terpadu RSCM

Healthday News.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun