Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Tinggalkan Tissue Bekas atau Sampah Lain di Dalam Taksi

16 Juli 2016   09:28 Diperbarui: 16 Juli 2016   14:45 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tissue bekas… lagi?!

IH. Dee menatap gemas pada pegangan pintu taksi yang ditumpanginya siang itu.

Sudah beberapa kali hal ini dia temukan. Dia naik taksi, dan ada gumpalan tissue bekas ditinggalkan penumpang sebelumnya di pegangan pintu taksi.

Duh. Ampun deh.

Bukan cuma tissue, tapi Dee juga pernah menemukan gumpalan tissue beserta potongan receipt belanja dari kasir. Pernah juga menemukan ada bungkus coklat ( isinya sih, sudah habis ) ditinggalkan tergeletak begitu saja di atas kursi penumpang di belakang supir.

Duh, begitu sulitkah untuk bisa tertib?

Untuk bisa menghormati kebersihan di kendaraan umum?

Ya, benar. Kendaraan umum.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Taksi itu kendaraan umum. Walau mungkin saat di dalamnya kita hanya satu- satunya penumpang, tapi jelas taksi itu kendaraan umum. Ada penumpang lain setelah kita yang akan menggunakan taksi tersebut. Dan bayangkan betapa risihnya penumpang berikutnya itu jika begitu masuk ke dalam taksi menemukan gumpalan- gumpalan tissue bekas pakai di pegangan pintu.

Barangkali penumpang yang meninggalkan tissue itu mengharapkan supir taksi memeriksa dan membuang tissue bekas pakai tersebut. Tapi hal itu secara realistis mungkin tak bisa terjadi. Sebab sampah tissue ( atau bungkus coklat, dsb ) itu ada di kursi penumpang. Sementara supir taksi pada kebanyakan waktu terus menerus berada di belakang kemudi. Pada jam sibuk, mungkin bahkan hanya sedikit jeda waktu taksi kosong antara satu penumpang dengan penumpang lainnya.

Maka, para penumpanglah yang harus saling menghormati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun