Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Doa Si Kecil dan Bukti Bahwa Tuhan Akan Mencukupkan Rejeki (1)

5 Mei 2013   09:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:05 3433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan Maha Pemurah, dan mengabulkan doa tanpa memandang usia...

DUA tahun yang lalu, kami berangkat umroh. Allah membuat perjalanan itu menjadi perjalanan indah yang akan selalu kukenang sepanjang hidupku.

Bapakkulah yang sangat ingin umroh saat itu. Dan kami sekeluarga selalu dengan optimis berdoa, memohon pada Allah agar keinginan Bapak tercapai. Walau di atas kertas, sebetulnya itu sulit sekali.


[caption id="attachment_252216" align="aligncenter" width="405" caption="Masjid Nabawi Madinah. Gambar: www.pixoto.com"][/caption]

Saat menyatakan kerinduannya untuk sekali lagi menginjakkan kaki di Tanah Suci untuk kedua kalinya setelah menunaikan ibadah haji bersama Ibu beberapa belas tahun yang lalu, kondisi kesehatan Bapak sudah kurang baik. Tidak baik, tepatnya.

Dalam satu bulan ada saja satu dua minggu yang harus dilewatkan Bapak di Rumah Sakit.

Tapi kami semua selalu percaya, jika Allah berkehendak, apapun akan bisa terjadi.

Karenanya, saat mendengar Bapak ingin umroh, kami semua mengamini. Dan kendati Bapak tak sepatah katapun pernah meminta kami untuk membiayai, kami tetap berusaha menabung untuk itu.

Kembali, Allah menunjukkan kuasanya. Kami kakak beradik semua berusaha menabung, berniat untuk mengupayakan keberangkatan orang tua kami pergi umroh, bahkan dalam hal ini suamiku sudah mengatakan padaku untuk menjual segera sebidang tanah yang kami miliki agar dapat membiayai umroh Bapak dan Ibu dan rencananya kami sekeluarga -- suami, aku dan anak- anak -- berangkat semua mengantar Bapak dan Ibu kesana.

Anehnya, semua upaya itu tak berhasil. Tabungan kami tak kunjung mencapai jumlah yang harus terkumpul agar Bapak dan Ibu bisa berangkat dan ada di antara kami anak- anaknya yang bisa mengantar. Tanah yang telah diputuskan untuk dijual, yang seharusnya juga mudah dijual karena lokasinya sangat strategis, tak juga terjual.

Belakangan kupahami, itu semua memang rencana Allah. Allah yang mengatur rejeki. Allah pula yang mengatur, pada siapa pahala harus mengalir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun