Mohon tunggu...
Rumah Dongeng Kita
Rumah Dongeng Kita Mohon Tunggu... -

Silakan bermimpi karna tak pernah ada mimpi yang salah! Teruskan berharap karena tak pernah ada harapan yang kandas sebelum diupayakan! Lanjutkan berjalan karena di sanalah mimpi & harapan memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang menjadi nyata! Show up ur imagination, start sharing & inspiring!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

#Rong: Belajar & Bermain Bersama Monster Angka

17 April 2011   08:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:43 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak anak-anak tidak menyukai belajar, apalagi jika bertemu dengan angka-angka. Lalu bagaimana cara kita menyiasati? Mungkin cerita di bawah ini bisa menginspirasi. Pada pokoknya, ajaklah anak untuk bermain, jangan bunuh imajinasi mereka dan biarkan mereka kembangkan kemampuan diri. Sebab kegembiraan dan keriangan adalah obat paling ampuh untuk mengatasi kemalasan. Silakan mencoba membangun istana angka dengan anak-anak di rumah. Salam RDK...

***

Dini sangat kesal dengan kedua orang tuanya. Apa sebab? Itu lantaran Dini merasa dipaksa mengerjakan PR sekolahnya padahal besok adalah hari libur. Kedua orang tua Dini menjelaskan bahwa untuk belajar kita tidak pernah mengenal kata libur. “Belajar itu sepanjang hayat, Din…” Begitu kata ayah. Tapi Dini tetap berkeras menolak. Dini beralasan belajar harus menyenangkan. Tuntutan orang tua & guru di sekolah selalu berlebihan. Dini merasa tersiksa. Dia tidak pernah bermain dan bersenang-senang. Padahal, Dini pernah membaca sebuah tulisan di majalah anak. Di sana dikatakan, bermain adalah cara belajar yang menyenangkan. Waktu Dini mencoba menjelaskan hal itu, bukan sambutan bangga yang dia dapat, malah seribu nasehat yang harus dia dengar. Bosan, keluh Dini dalam hati.

Dini masuk kamar dengan kesal. Dia mengambil guling dan mendekap guling kesayangannya. Karena lelah menangis Dini pun tertidur di atas guling kesayangannya itu. Dalam tidurnya, Dini bermimpi bertemu dengan monster angka.

“Dini, haaiii, haaaiiii… Apa kabarmu? Kenapa matamu sembab begitu?” tanya si Angka 2.

Dini lalu menceritakan kisahnya dan seluruh angka tertawa mendengarnya. Melihat hal itu kekesalan Dini bertambah. “Kenapa kalian mentertawakan aku? Memangnya apa yang aku katakan salah? Kalau pendapat itu salah kenapa mereka menulisnya dalam majalah?”

“Dini… Dini… Kamu sensi banget sih… Kami tertawa karena lucu melihat pipi gembilmu itu. Kamu kelihatan manis kalau cemberut begitu”, Angka 4 berusaha merayu Dini. Sayangnya, Dini tak terhibur dan justru tambah memonyongkan bibirnya dan berseloroh kesal, “ngggaaak lucu tauuuu!”

Menyaksikan hal itu para monster angka pun kembali tertawa. “Dini, oh, Dini sayangku… Sudah pasti kamu benar. Mana bisa belajar kalau hati kita kesal… Belajar & bermain itu sama asyiknya dan kalau kau mengerti, kau malahan tidak akan dapat membedakan keduanya”, si Angka 1 mencoba bicara.

“Maksudmu?”, tanya Dini mulai lupa dengan kekesalannya.

“Kau sudah mengenal kami sejak lama kan?”, tanya si Angka 1 lagi. Dini menjawab dengan anggukan kepala. “Yakin?”, ujar si Angka 1. “Yakin, donkkk!”, jawab Dini tak sabar.

“Kalau begitu kenapa tadi kau kesal? Ajaklah kami bermain-main sambil kau menyelesaikan tugasmu. Begitupula dengan huruf-huruf…” Si Angka 7 ikut urun bicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun