Mohon tunggu...
Rumahdokumenter
Rumahdokumenter Mohon Tunggu... Dosen - Rumah produksi pendidikan dan jejaring film

Rumah Dokumenter sebuah komunitas film di Klaten, swadaya swakelola swasembada film !

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Thanos Seperti Air Termos

22 April 2019   21:19 Diperbarui: 22 April 2019   22:00 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thanos, antagonis dalam Avengers Infinity War (Forbes.com)

Tahun lalu, saya sempat menonton film Avengers Infinity War (2018), karya Joe Russo dan Anthony Russo. Ada satu pengalaman yang unik, yang hingga saat ini sulit saya lupakan. Ketika para sosok hero rekaan Stan Lee satu persatu musnah, mati karena dihancurkan oleh kekuatan sosok antagonis Thanos, suasana dalam bioskop terasa hening. 

Bahkan, ketika ending rolling title muncul, penonton tak mau beranjak dari kursinya. Mereka kaget, bisa jadi. Ataukah bingung, mungkin juga. Lantaran, sosok hero mereka mati di akhir film. Dengan langkah gontai, banyak penonton meninggalkan ruang bioskop tanpa bisa menggandeng sosok pahlawan mereka. Pahlawan itu hilang. 

Film Avengers Infinity War, cukup fenomenal sekaligus menyimpan paradigma baru dalam pola marketing sinema. Menghandirkan ending yang menggantung, sekaligus menyodorkan sebuah teka teki dan rasa ingin tahu, sequel macam apa yang akan dibuat berikutnya. Data terungkap, film ini meraup pemasukan global US$ 2,1 milyar, dengan kalkulasi pendapatan minggu pertama pemutaran sebesar US$ 260 juta. Bukankah ini angka yang fantastis ?  

Munculnya Avengers Endgame tahun ini seakan menjadi opini hiburan global. Unik ? Tentu tidak. Bahwa sekuel film akan muncul guna memberikan jawaban pada rasa ingin tahu penonton, pernah juga dilakukan oleh banyak film. Spielberg dengan Indiana Jones dan Jurrasic Park, atau George Lucas dengan Star Wars bahkan mega box office sebelumnya pernah didapat dari trilogy The Matrix karya Andy dan Larry Wachozksy. Sekuel dibuat untuk mengais sisi komersiil terdalam dari penonton. Bahwa, walau akan diprediksi bahwa sekuel filmnya akan mengalami penurunan penonton, tak soal bagi para produser. 

Bagi saya ada yang menarik dari dominasi sosok Thanos di Avengers Infinity War. Thanos itu berwajah ambigu, seperti halnya manusia yang terkadang ingin sebuah keseimbangan. Keseimbangan yang harus diciptakan, diwujudkan dengan hal apapun, sekalipun itu adalah kehancuran kemanusiaan. Thanos itu ambigu, superior tak terkalahkan, itu yang menarik. 

Ketika para penjahat berhasil membunuh para pahlawan di ruang hiburan, ini seakan menjadi formula baru. Menjadi sebuah anomali sekaligus bola salju yang telah digulirkan dari sebuah gunung, yang semakin lama akan semakin membesar. Karambol efek nya adalah, Thanos di Avengers Endgame, begitu ditunggu penonton. Inilah bola salju membesar yang telah bergulir dan itu ada kalkulasi nilai ekonomi nya. 

Thanos menjadi sosok penjahat yang telah menyakiti hati penonton, yang biasanya melihat ending film selalu memunculkan kemenangan para pahlawan. Penonton telah dibuat luka, penonton yang terluka adalah penonton yang penasaran. Rasa ingin tahu nya diaduk dan memuncak. Maka jangan heran jika Avengers Endgame begitu ditunggu. 

Penonton, itu biasanya membawa pulang pahlawan nya hingga ruang keluarga dalam percakapan di meja makan mereka. Penonton, seperti hal nya kita, itu lebih senang mengenang pahlawan dari pada penjahat. 

Banyak bangsa mempunyai Hari Pahlawan untuk mengenang jasa pahlawan mereka. Tetapi tidak pernah mempunyai Hari Penjahat. Begitulah yang terjadi, pahlawan lebih banyak dibawa pulang, dielukan dan dirindukan. Tidak untuk para penjahat. 

Kini, Thanos memegang kendali, bahwa si jahat harus dikenang. Thanos seperti hal nya air termos, yang disimpan dan tetap mendidih. Air panas itu siap untuk menghangatkan siapapun, tinggal air panas diseduh dengan teh celup, teh tubruk, atau kopi arabica. Ah, Thanos memang telah menciptakan kenyamanan bagi kantong para praktisi film dengan potensi ekonomi yang bisa didapat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun