Mohon tunggu...
Rumah Belajar Persada
Rumah Belajar Persada Mohon Tunggu... -

Pokoknya dimana saja,kapan saja, dan bersama siapa saja; belajar itu sebaiknya jalan terus.... We Can Do It !\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pameran 3 Generasi, Interaksi Asa di Atas Kanvas

16 Oktober 2017   13:53 Diperbarui: 16 Oktober 2017   14:38 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekilas suasana pembukaan pameran (dok RBP)

Rumah Belajar Persada (RBP), Jatibening Baru (Bekasi) dan Sanggar Anyelir Merah asuhan pelukis senior Alianto kembali berkolaborasi menggelar pameran lukisan dengan tema  "Kebersamaan 3 Generasi". Tema pameran diilhami oleh keberagaman usia para pelukis yang berpartisipasi pada aktifitas seni tersebut,  peserta termuda berusia 9 tahun dan tertua 94 tahun, yang dinilai merepresentasikan kehangatan interaksi lintas generasi dari mulai orangtua-anak-cucu melalui berbagai goresan di atas kanvas .

Revita Tantri Yanuar, salah seorang  founder RBP,  mengemukakan bahwa pameran  yang berlangsung pada 29 September-4 Oktober 2017 di Lobby Hotel Sahid Jaya , jalan Jendral Sudirman (Jakarta)  tersebut diikuti oleh 31 peserta yang masing-masing memamerkan lima karya. Beberapa di antara mereka merupakan remaja berkebutuhan khusus.

Pembukaan pameran dilakukan oleh Ketua Umum Yayasan Seni Rupa Indonesia, Siti Hediati Soeharto yang familiar dengan panggilan Titiek. Pada sambutan yang diberikannya saat membuka pameran, Titiek mengungkapkan apresiasinya pada kegiatan ini.  Pameran bertajuk 'Kebersamaan 3 Generasi' ini membuktikan  bahwa Indonesia memang kaya akan pelukis-pelukis berpotensi dan Titiek juga berharap agar kolaborasi tersebut dapat terus dikembangkan menjadi wadah edukasi seni untuk melahirkan pelukis-pelukis baru yang akan menjadi penerus dunia seni lukis Indonesia. Ketua Umum Dewan Kesenian Jakarta(DKJ), Irawan Karseno, juga turut hadir dalam pembukaan pameran tersebut.

Alianto yang akrab disapa Pak Al, guru dari para pelukis yang berpameran, mengatakan bahwa sebagian dari hasil penjualan lukisan ini akan disumbangkan kepada Komunitas Mata Sehat Indonesia sebagai bentuk kepedulian pada sesama. Sementara itu Revita menambahkan bahwa  kerjasama RBP dengan sanggar asuhan Pak Al dalam penyelenggaraan pameran lukisan sudah merupakan yang keempat kalinya terhitung sejak tahun 2010.

"Belajar melukis merupakan bagian dari pengembangan life skills yang dapat mulai dilakukan sejak usia dini."Lanjut Revita," Pak Al dikenal memiliki jam terbang yang panjang dalam berbagi ilmu melukis pada kalangan lintas usia, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Para pelukis sangat antusias dan ada sebagian di antara mereka yang menjadikan pameran ini sebagai debut. Misalnya peserta termuda, Aqiilah Athaa Medina (9), yang telah bergabung di Sanggar Lukis Persada sejak usia 5 tahun, yang mengungkapkan kesannya melalui sang ayah, Hangga Pratomo,"Ini pameran pertama Aqiilah, sebuah pengalaman yang sangat berharga untuk memupuk rasa percaya dirinya."

Sementara Soemakni Makes (94) yang akrab disapa Oma Makes menuturkan, "Saya baru setahun terakhir mengenal cara melukis dari Pak Alianto, " Lantas dia bercerita  bahwa kegiatan melukis ini dijalani bersama teman-temannya seminggu sekali ini sekaligus juga menjadi ajang kongkow antar mereka," Tetap semangat untuk ikut pameran yang akan datang,"tegasnya.

Lalu ada pula Muhammad Ghufron Ramadhan (16), siswaSMAN 81 Jakarta, yang sudah bergabung dengan Sanggar Lukis Persada sejak tahun 2012. Dia sempat berhenti sebentar untuk fokus belajar menjelang ujian SMP.  Usai ujian Roni,begitu panggilan akrabnya, kembali menikmati menikmati kegiatan melukis yang dilakukannya setiap Sabtu. " Saya bisa leluasa berimajinasi dan berekspresi karena diberi kebebasan penuh oleh Pak Al," paparnya. Dia berharap bisa ikut pameran lagi pada kesempatan berikutnya.

Sekilas Tentang Rumah Belajar Persada

Lembaga ini  pada awalnya terbentuk sebagai tindak lanjut dari pemikiran bersama sekelompok orang tua, terapis dan guru yang peduli pada pengembangan potensi anak yang melihat adanya kebutuhan masyarakat akan semacam sentra pendidikan non formal tempat anak-anak, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus, mempelajari berbagai materi edukasi lifeskills di daerah Jatibening Baru -- Bekasi.

\Kemudian gagasan tersebut diwujudkan dengan membentuk sebuah wadah yang dinamakan Rumah Belajar Persada (RBP) dengan aktifitas edukatif meliputi penyelenggaraan Kelas Melukis ( oil on canvas/ acrylic ),bimbingan belajar, dan program pengisi masa liburan sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun