Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Luar Biasa Langkah Nasdem Mencapreskan Anies Baswedan

6 Oktober 2022   02:29 Diperbarui: 6 Oktober 2022   02:33 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Big Surprise adalah kata yang paling tepat digunakan untuk Keberanian Surya Paloh menyatakan secara resmi bahwa Anies Baswedan adalah Capres 2024 bagi partainya, Partai Nasdem.

Penulis dalam hal ini tidak dalam posisi sebagai pendukung Anies  atau Ganjar atau Prabowo.  Penulis hanya mencoba melihat dalam perspektif pribadi dan mencoba mengulas apa dampak Pencapresan Anies Baswedan oleh Nasdem.

Terlepas dari Timing yang kurang tepat karena bersamaan dengan Tragedi Berdarah Kanjuruhan, tentunya Nasdem dan Surya Paloh beberapa waktu sebelumnya sudah memplanning deklarasi tersebut pada tanggal berapa meski sayangnya bersamaan  kejadian tragis sepak bola Indonesia. Tidak sengaja tentunya sehingga tidak perlu dibesar-besarkan tentang ini.

SIAPA SAJA YANG TERKENA DAMPAK DARI KEJUTAN NASDEM?

Pihak Pertama tentu  di pihak Internal Nasdem dimana langsung sekian orang kader Nasdem mundur/ keluar dari Partai Nasdem akibat pilihan politik yang berbeda.  Para kader ini selama ini tahunya Nasdem adalah Tandem PDIP selama 9 tahun terakhir sehingga mereka tidak percaya langkah kejutan ini diambil begitu cepat.

Apakah Surya Paloh tidak memperhitungkan akan ada banyak kader yang mundur akibat mencapreskan Anies Baswedan? Tentu saja sudah diperhitungkan baik-baik oleh Paloh.  Gugur Satu Tumbuh Seribu tentu Logikanya.  

Paloh tentu saja yakin bahwa dipilihnya Anies Baswedan sebagai Capres Nasdem berdampak tumbuhnya konstituen partai Nasdem secara Signifikan yang berasal dari kalangan Islam.  Langkah ini membuat Nasdem menjadi Partai Nasionalis yang didukung kalangan Islam. Paloh cukup Cerdas dalam hal ini.

Pihak Kedua dan Pihak Ketiga,  siapa lagi kalau bukan PDIP dan Jokowi.  Di sini saya menyebut/ membedakan Pihak PDIP dan Pihak Jokowi karena saya yakin setelah Jokowi Lengser, beliau tidak akan lagi menjadi PDIP Sejati.  Jokowi punya kepentingan politik ke depan untuk keluarganya, termasuk Anak-Mantunya yang dipastikan belum tentu sejalan dengan PDIP.

Kedua pihak ini baik PDIP dan Jokowi langsung Galau dengan langkah strategis Paloh.  PDIP dan Jokowi adalah manusia. Punya rasa punya hati. Masa iya secepat itu Surya Paloh bermain hati? :D

PDIP mungkin tidak terlihat bereaksi atas manuver Nasdem. Tapi  Jokowi langsung bereaksi dengan menunjukkan ke public bahwa dirinya dekat dengan Ganjar Pranowo. Hal itu ditunjukan dengan berita Jokowi mengajak Ganjar semobil dalam kunjungan kerjanya.  Bahkan dari Pihak Istana ikut mencuit berita itu (kebersamaan Jokowi dan Ganjar) ke media social.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun