Sementara kelambanan Jokowi  hanya 1 faktornya yaitu kepentingan partai-partai pendukungnya terutama partai pendukung utamanya. Semua kebijakan Jokowi selalu tersandera kepentingan PDIP. Itu menurut pengamatan saya. Dan sejarah Indonesia mendatang akan membuktikan hal itu benar atau tidak.
Ketika tejadi suatu peristiwa hebat di dunia internasional, setiap kepala negara dari masing-masing negara selalu dinilai cara mengantisipasinya. Media informasi begitu cepat bergerak.  Tokoh-tokoh penting setiap negara menjadi berita  dalam menyikapi peristiwa internasional yang terjadi.
Khususnya untuk Virus Corona,  sudah terbukti  Anies Baswedan 2 kali mendahului membuat kebijakan dibanding Jokowi.  Disaat Jokowi belum mengumumkan semakin berbahayanya Virus Corona, Anies Baswedan sudah menyatakan ke public bahwa DKI rawan penyebaran Virus Corona. Dan kebijakan Anies berikutnya adalah menutup 17 objek wisata di DKI dan meliburkan seluruh sekolah di DKI.
Kebijakkan Anies tersebut saat itu langsung terespon dunia Internasional  secara positif. Sebaliknya di dalam negeri  responnya banyak yang negative. Ya itulah karena ada Virus Politik yang sudah tertanam di benak sekian banyak orang.  Mereka hanya Suudzon dan Suudzon saja.  Di Benak mereka hanya ada obsesi tentang Pilpres 2024.
Cukup geli membaca berita ada beberapa kepala daerah yang langsung menyatakan mereka tidak akan ikut-ikutan Anies Baswedan.  Jelas sekali mereka sudah terkontaminasi  kepentingan politik.
Fakta kemudian yang terjadi hari ini daerah-daerah lain seperti Solo, Manado dan Jateng akhirnya pemdanya mengumumkan hal yang sama yaitu meliburkan sekolah-sekolah. Â Terlepas dari siapa yang hebat atau tidak, kebijakan meliburkan sekolah-sekolah untuk sementara itu memang wajib dilakukan Kepala Daerah agar penduduk di wilayahnya demi berkurangnya penyebaran virus berbahaya ini.
Kembali ke penilaian dunia internasional. Sewaktu terjadi pembantaian jemaah di masjid New Zealand, Jokowi hanya terkesan diam sambil menunggu reaksi negara lain. Sementara Anies Baswedan langsung bersuara dan menyatakan keprihatinannya. Â Hal itu akhirnya menimbulkan sangkaan banyak penduduk negara muslim lainnya bahwa disangkanya Anies Baswedanlah Presiden RI yang sekarang.
Tidak penting penilaian itu. Tapi lebih penting adalah bagaimana Presiden RI saat ini sigap menghadapi masalah besar apapun. Khususnya kita bicara tentang Virus Corona yang harus ditangani dengan baik karena potensi bahaya yang mengancam 300 juta penduduk negeri ini.
Kesalahan antisipasi harus segera diperbaiki. Dan jangan lupa, singkirkan yang namanya kepentingan-kepentingan politik dalam menyikapi ancaman keselamatan warga negara.
Sekian.