Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... A Man (XY) and a Mind Besides Itself

Bukan pakar, pemerhati, pengamat, apalagi figur publik. Tulisan saya lainnya ada di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Pengalaman Pertama Main Golf di Driving Range

2 Juni 2025   13:43 Diperbarui: 2 Juni 2025   13:43 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
driving range (dok.pribadi)

Main golf itu ternyata tidak cuma soal olahraga, tapi juga soal keberanian. Keberanian buat berdiri di depan orang-orang yang kelihatan dari golongan elite dan kayaknya sudah jago semua.

Begitulah yang saya rasakan waktu pertama kali menginjakkan kaki di sebuah driving range di daerah Kelapa Gading. Saya yang biasanya cuma main layangan di atas genteng, sekarang malah pegang stik golf. Lucu nggak tuh?

Dari Layangan ke Driving Range

Cerita ini sebenarnya sudah lama. Waktu itu ceritanya saya dapat undangan dari sebuah PR agency untuk bermain golf. Jujur aja, saya sempat mikir, "Wah, pantes nggak nih saya main golf?" Tapi penasaran juga sih, karena gratis. Hehehe

Akhirnya saya pun datang, walaupun dengan langkah penuh keraguan. Sesampainya di sana, langsung terasa vibe beda. Orang-orangnya datang naik mobil sambil membawa tas golf, pakai polo shirt rapi, sepatu golf mahal, dan aura bos-bos besar. Sementara saya datang dengan celana jeans dan kaus yang setengah basah karena keringetan abis naik motor dari selatan Jakarta.

Sewaktu pegang stik golf untuk pertama kalinya, saya bingung. Pegangnya gimana, dan cara ngenain bolanya gimana? Semuanya terasa asing. Tapi di sinilah semuanya dimulai.

Pelajaran Pertama dari Sang Instruktur

Untungnya ada instruktur yang sabar banget ngajarin. Saya diajarkan cara memegang stik yang benar, cara berdiri, sampai posisi tangan waktu swing. Jujur aja, teori doang nggak cukup.

Sewaktu praktek, stiknya lebih sering nabrak lantai daripada kena bola. Kalau pun kena bola, bolanya cuma loncat-loncat di depan, kayak malu buat terbang jauh.

Instruktur bilang, "Tenang aja, yang penting kamu rileks." 

Tapi bagaimana rileks kalau setiap kali mukul, rasanya seperti ada puluhan mata yang memperhatikan, kayak nonton pertunjukan komedi live.

Momen Saat Bola Akhirnya Terbang

Setelah berkali-kali gagal, akhirnya ada satu pukulan yang bikin bola itu melambung tinggi. Rasanya kayak dunia berhenti sejenak buat memberi applause buat saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun