Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... A Man (XY) and a Mind Besides Itself

Bukan pakar, pemerhati, pengamat, apalagi figur publik. Tulisan saya lainnya ada di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mobile Legends, Dari Barak Militer ke Ekskul Sekolah

15 Mei 2025   21:19 Diperbarui: 15 Mei 2025   21:59 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi main Mobile Legend.(KOMPAS.com/Bill Clinten)

"Tukang Main Mobile Legends" Masuk Kriteria Nakal di Jawa Barat

Waktu pertama kali baca pernyataan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, soal Mobile Legends, saya sempat mikir, "Serius nih? Gara-gara main game doang dianggap bermasalah?"

Beliau mengatakan, tukang main Mobile Legends adalah salah satu kriteria siswa nakal yang layak dikirim ke barak militer buat pembinaan karakter. Game populer yang sering dimainkan anak-anak sampai orang dewasa itu disetarakan sama tukang tawuran dan mabuk.

Menurut beliau, kebiasaan main Mobile Legends, apalagi sampai begadang, bikin anak-anak bangun siang dan kehilangan kedisiplinan.

Terdengar ekstrem? Mungkin. Tapi di sisi lain, ini juga gambaran bagaimana game sering jadi kambing hitam atas masalah remaja.

Jawa Timur Punya Pandangan Berbeda

Sementara itu, di ujung lain Pulau Jawa, Dinas Pendidikan Kota Surabaya malah punya pendekatan yang berbanding terbalik. Mulai tahun ajaran baru 2025/2026, mereka bakal meluncurkan ekstrakurikuler Mobile Legends.

Tri Endang Kustianingsih, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Surabaya, mengatakan kalau Mobile Legends bisa jadi alat pembelajaran edukatif yang menyenangkan.

Bahkan, program ini rencananya bakal nyambung dengan kurikulum AI dan coding yang sedang dirancang oleh Kementerian Pendidikan. Jadi semacam satu paket edukasi modern gitu.

Kenapa Bisa Beda?

Kenapa dua provinsi bisa punya pandangan yang bertolak belakang soal hal yang sama? Kalau diurai, kayaknya jawabannya ada diprioritas kebijakan.

Di Jawa Barat, fokusnya jelas ke kedisiplinan. Ada semacam keresahan tentang bagaimana generasi muda kehilangan arah karena terlalu larut dalam dunia digital. Game seperti Mobile Legends dianggap tidak produktif, bahkan destruktif.

Sebaliknya, Surabaya lebih melihat potensinya. Mereka sadar kalau zaman sekarang, game bukan cuma soal main-main. Ada peluang besar di sana, mulai dari e-sports sampai pengembangan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun