Tahun ajaran baru 2025/2026 akan tiba dua bulan lagi. Banyak orangtua yang langsung kepikiran untuk membeli laptop baru untuk kebutuhan anaknya di sekolah, kuliah, atau kebutuhan kerja. Apalagi kalau lihat promo laptop 5 jutaan di e-commerce, lengkap dengan godaan diskon dan spesifikasi yang kelihatan oke di atas kertas. Tapi pertanyaannya, apa benar itu pilihan terbaik?
Di sisi lain, ada opsi yang jarang dilirik: laptop bekas kelas bisnis. Iya, bekas. Harganya bisa sama atau malah lebih murah dari laptop baru kelas konsumer. Tapi performanya bisa jauh lebih stabil dan tahan lama.
Bedanya Laptop Kelas Bisnis dan Kelas Konsumer
Laptop kelas konsumer itu didesain dengan tampilan stylish, ringan, dan fitur-fitur dasarnya cukup buat kebutuhan sehari-hari. Tapi dari segi daya tahan, kualitas material, dan kemampuan upgrade, laptop kelas ini sering kali dibatasi.
Misalnya, banyak model yang RAM-nya ditanam langsung di motherboard, jadi nggak bisa ditambah. Atau desainnya yang susah dibongkar kalau suatu saat rusak.
Sebaliknya, laptop kelas bisnis dibuat tahan kerja keras. Laptop kelas bisnis dirancang untuk digunakan di perusahaan besar yang membelinya dalam jumlah besar. Oleh karena itu, produsennya memastikan bahwa kualitas laptop ini sangat tinggi agar perusahaan tetap memperpanjang kontrak pembelian mereka.
Setelah masa pakai 3-4 tahun, pihak perusahaan biasanya akan melakukan proses upgrade dengan cara menjualnya dan mengganti dengan yang baru.
Nah, laptop-laptop ini dibeli oleh para pedagang komputer bekas. Diperiksa ulang, dibersihkan, dan kadang komponennya di-upgrade. Hasil akhirnya bisa jadi lebih mulus dan awet dibanding laptop baru yang kualitasnya pas-pasan.
Keunggulan Laptop Bekas Kelas Bisnis
Jika dibandingkan, laptop bekas kelas bisnis punya beberapa poin plus yang bikin dia unggul:
- Material Lebih Premium: Laptop kelas konsumer sering pakai plastik, sementara laptop bisnis biasanya pakai magnesium atau aluminium. Jadi lebih tahan banting!
- Mudah Dibongkar dan Di-upgrade: Mau ganti RAM, storage, baterai, atau keyboard, gampang! Desainnya dibuat user-friendly, tidak membuat teknisi tepok jidat kalau ada komponen yang rusak. Bahkan kita sendiri bisa melakukannya.
- Performa Stabil: Meski CPU-nya mungkin generasi lawas, seringnya performanya lebih kuat dan punya sistem pendingin yang lebih baik dibanding laptop baru kelas konsumer.
- Harga Lebih Ramah Kantong: Dengan harga yang sama atau lebih murah, kamu bisa dapatkan laptop bekas kelas bisnis yang lebih andal daripada laptop kelas konsumer baru.
Beberapa contoh laptop kelas bisnis antara lain Lenovo ThinkPad seri T dan seri P, Dell Latitude atau Precision, HP EliteBook , HP ProBook, dan HP Z Book.
Kekurangan yang Perlu Diperhatikan
Tentu saja, yang namanya barang bekas pasti tidak sekinclong barang baru. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membeli laptop bekas adalah:
- Port yang Rusak: Karena bekas, pasti sudah banyak proses pasang-cabut di port yang ada, terutama USB.
- Kondisi Fisik: Periksa apakah laptop memiliki goresan, penyok, atau kerusakan lain yang signifikan.
- Kinerja GPU: Jika kamu membutuhkan laptop untuk gaming, laptop kelas bisnis bukan pilihan terbaik karena biasanya menggunakan GPU yang dirancang untuk produktivitas, bukan performa grafis.