Ada banyak hal kecil yang sering kita anggap sepele, tapi sebenarnya bisa berdampak besar. Salah satunya adalah memperbaiki barang rusak.
Ini bukan cerita motivasi ala seminar, kok. Ini lebih ke obrolan santai soal bagaimana kebiasaan ini bisa bikin hidup kamu lebih bijak dan lebih keren.
Kenapa Harus Memperbaiki?
Kita sering beranggapan bahwa barang rusak itu sudah habis masa pakainya, atau sudah tidak punya nyawa kedua. Padahal kenyataannya nggak gitu. Barang-barang itu punya potensi untuk dipakai lebih lama kalau kita mau memberi sedikit perhatian.
Misalnya, sepatu yang sol-nya lepas. Daripada langsung buang dan beli baru, kenapa nggak coba bawa ke tukang reparasi? Selain lebih hemat, kamu juga bikin barang itu punya cerita baru.
Jangan lupa, memperbaiki barang itu bikin kamu jadi lebih sadar kalau segala sesuatu punya nilai. Kadang barang yang sudah kamu selamatkan malah lebih awet dibanding barang baru yang kelihatan kinclong di etalase.
Bukan Cuma Hemat Uang, tapi Juga Sumber Daya
Kamu tahu kan kalau proses produksi barang itu memakan energi yang nggak main-main? Mulai dari pengumpulan bahan mentah, manufaktur, distribusi, sampai jadi produk di tangan kamu.
Kalau tiap barang yang rusak langsung diganti, bayangkan berapa banyak sumber daya yang sebenarnya bisa dihemat kalau kamu pilih untuk memperbaiki.
Selain itu, belajar memperbaiki barang itu asyik banget, lho. Kamu bisa jadi lebih kreatif, lebih sabar, dan yang paling penting lebih mandiri. Kalau kamu sudah tahu cara benerin sendiri, rasanya kayak punya superpower kecil yang bikin hidup lebih gampang.
Decluttering Itu Perlu, tapi Jangan Berlebihan
Tren decluttering memang keren, apalagi kalau rumah sudah mulai sumpek sama barang-barang yang nggak terpakai. Tapi jangan keburu mikir semua barang rusak itu harus disingkirkan.
Contohnya, kursi kayu yang sudah nggak stabil. Alih-alih langsung dibuang, coba benerin pakai beberapa paku tambahan. Kadang solusi simpel seperti ini bikin barang lama malah terasa baru lagi.