Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Minyak Kemiri dan Anak-anakku

16 November 2019   09:32 Diperbarui: 16 November 2019   09:31 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Botol minyak kemiri ini adalah botol ke-3, selama 10 tahun terakhir.

Botol pertama saya beli ketika Anak pertamaku kurang lebih berumur 1 tahun, dan khawatir perkembangan rambutnya agak lambat, padahal ketika lahir, rasanya cukup lebat dengan berat 1.5 gram ketika dicukur gundul saat akikahannya.

====

Program penyuburan dengan kemiri, awalnya kami lakukan tradisional, dengan membakar kemiri, dan mengumpulkan minyaknya...tapi, ketika buka e-commerce dan ternyata ada yang menjual minyak kemiri jadi dengan testimoni bagus, akhirnya saya memutuskan membeli 1 botol buat percobaan, walau sebetulnya beberapa kali sudah dicobakan mengoles menggunakan lidah buaya yang cukup lebat tumbuh di depan rumah (dan dahulu juga dilakukan ibu saya ketika adik-adik perempuan saya masih kecil). Tapi lagi-lagi, rasa malas itu muncul karena harus ini itu dulu sebelum bisa diaplikasikan ke kepala.

dokpri
dokpri
Hampir 7x seminggu saya sendiri yang mengoleskan minya ini langsung setelah mandi pagi. Sebelum saya berangkat kerja, selalu saya sempatkan diri mengoleskan minyak kemiri tadi, karena jika tidak seringkali pesan saya untuk mengoleskan minyak ini ke kepala anak pertama saya tadi tidak dilakukan istri saya, dengan alasan... bau.

Alhamdulillah, setelah sebelumnya rambutnya diplontos, setelah habis setengah botol minyak kemiri ini, rambutnya lumayan cepat dan lebat pertumbuhannya. Dan saat ini, setelah dia berumur 9 tahun, rambutnya rumbuh sangat rapat dan cepat sekali memanjang setelah dicukur.

dokpri
dokpri
Saat anak ke-2, dari lahir memang terlihat tipis rambutnya. dan kembalilah saya membeli minyak ini lagi (dengan merek yang sama), dengan harapan jadwal oles minyaknya bisa sama dengan saat anak ke-1. Sayangnya, kondisi saat itu tidak memungkinkan, saya terlalu disibukkan dengan berbagai kegiatan untuk mejaga dapur tetap ngebul. Saya yang bagun pagi sekali, tidak tega jika anak ke-2 saya ini juga harus ikut jadwal bangun papanya. Akhirnya, semua diserahkan ke ibunya berharap amanah soal minyak ini bisa dilaksanakan dengan baik.

Setelah 9 tahun berlalu, botol ke-2 ini hanya habis 1/2 botol saja, padahal anak kami sudah 4 saat itu. Dan seperti bayangan awal, rambut anak ke-2 kami sangat tipis dan tidak kuat, kesal, jengkel, tapi mau bagaimana lagi, itu sudah takdir, walau ikhtiar untuk memperbaiki rambutnya memang bisa dibilang hampir tidak ada. Padahal jelas ayatnya...iktiar itu harus diusahakan jika ingin merubah sebuah nasib.

dokpri
dokpri
So, sisa 1/2 botol tadipun, saya paksakan untuk rutin mengoleskan ke anak ke-4 kami karena memang nasib rambutnya tidak jauh beda dengan anak kami nomor 2 tadi, walau tidak lupa mengaplikasikannya juga ke anak nomor 3...anak kami yang paling cerewet dan lincah.
Memang tidak bisa rutin juga, karena saya pribadi juga agak padat waktunya, dan sering kelupaan.

Nah ketika sekarang banyak waktu senggang, akhirnya proses mengosongkan 1/4 botol tadi berlalu sangat cepat, dan kini siap membuka botol ke-3 yang baru saja sampai kirimannya...

dokpri
dokpri
Kini, untuk anak bontot, jadwal aplikasinya setiap hari sehabis mandi pagi, dan untuk kakak-kakanya yang 3 orang, hanya dipakai saat akhir pekan jika tidak ada jadwal jalan-jalan atau keluar rumah (karena sudah aktif sekolah di hari kerja).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun