Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Skatepark Slipi di Antara Impian dan Kenyataan

17 Februari 2019   07:30 Diperbarui: 19 Februari 2019   20:15 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu milleial? Suka main Skate atau BMX? Tau Kalijodo Skatepark kan? Pastinya dong.

Kawasan yang dulu merupakan kawasan kelam dengan akses terbuka dan kemudian dirubah Gubernur DKI saat itu menjadi kawasan olahraga ini, memiliki fasilitas skateboarding kelas internasional, ditambah lagi fasilitas track untuk BMX, futsal, pagelaran seni, area bermain anak, dan kuliner tentunya.

Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Kamu tahu juga gak selain Kalijodo sebagai yang terbesar, ada 5 lagi skatepark (termasuk yang indoor) keren yang tersebar di Jakarta ini? Pasti tahu juga kan.

Ya betul, ada "Green Skatepark" di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), ada "Puink Skatepark" di kasawan Pademangan Ancol, ada "Twilo Skatepark" di kawasan Kemang Jakarta Selatan, ada "Pondok Pinang Skatepark" yang tempatnya agak terpencil, dan terakhir "Rimba Mad Ramps Skatepark" yang merupakan Skatepark Indoor pertama di kawasan Cawang (baca disini).

====

Perkembagan skateboarding di Indonesia sendiri sudah mulai sekitar tahun 1995-1996 ketika brand-brand seperti Quiksilver, Converse, Spyderbilt, dll mulai masuk ke Indonesia dengan membuka official outletnya di mal-mal seputaran ibu kota. 

Brand tersebut menjual mulai dari baju, celana, sepatu, gear yang bisa dicustom untuk membuat sebuah papan seluncur, para skaters/skateboarders (sebutan untuk orang yang bermain skateboard) tumbuh dan terus berkembang.

Mereka awalnya bermain skateboard di sekolah-sekolah karena memiliki minimal lapangan basket yang bisa digunakan atau bermain di jalan-jalan kompleks perumahan yang biasanya rata dan lebar karena saat itu, untuk bermain di trotoar jalan sangat tidak memungkinkan karena minimnya ketersediaan trotoar.

Arsip Republika
Arsip Republika
Namun, masuk tahun 2000-an para skaters ini mulai membentuk komunitas-komunitas "underground" sekadar untuk menyalurkan hobi, yang kemudian beberapa di antaranya mulai mengumpulkan dana untuk membangun sendiri "mobile" skatepark. 

Konstruksi-konstruksi besi dengan papan menjadi jalan keluar komunitas ini untuk membuat "rintangan-rintangan" menantang untuk ditaklukkan dimanapun lokasi yang menurut mereka cukup luas dan tidak mengganggu masyarakat disekitarnya.

Era "underground" tadi, akhirnya difasilitasi pemerintah DKI, dengan menggandeng pihak swasta melalui dana CSR dengan hadirnya Kalijodo Skatepark yang sangat besar dan luas, yang kemudian direncanakan juga dibangunnya arena skatepark baru bertaraf internasional di kawasan TB Simatupang (baca disini).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun