Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Tantuni, Enak di Lidah Hemat di Kantong

24 Januari 2019   07:09 Diperbarui: 24 Januari 2019   13:25 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang koki yang menyambut, mengatakan agar kami menuggu agak lama, karena dia baru saja buka dan masih proses beres-beres. Kamipun mempersilakan sambil penasaran clingak-clinguk ke dalam etalase restoran.

Foto: facebook.com/Mersin-Tantuni-Grillhaus
Foto: facebook.com/Mersin-Tantuni-Grillhaus
Hanya ada, daging yang dipotong kecil-kecil, tomat, bawang bombay yang sudah dicacah, cabai hijau yang sudah dijadikan asinan, bumbu-bumbu, sedikit sayuran mirip untuk kebab, dan nampan besar yang ditegahnya melengkung kedalam seperti topi meksiko yang lebar namun dibalik. Di mana masaknya, kami pikir saat itu. 

Berbeda sekali dengan restoran-restoran arab atau turki lainnya, yang mereka punya panggangan daging putar, tungku untuk memasak, atau kompor panggang dan microwave pasti bisa terlihat jelas dari meja tempat pengunjung menikmati makanan.

Kira-kira 10 menit kemudian, sang koki (yang kemudian ternyata dia juga pemilik kios ini) menanyakan kami akan memesan apa. Tentu saja kami juga bingung, karena tidak tersedia menu apapun baik di dinding, etalase maupun di meja. 

Setelah dijelaskan bahwa ia hanya memiliki menu TANTUNI dan LAHMACUN (pizza turki) saja, bahkan minuman-pun hanya tersedia teh panas, dan minuman botol yang jenisnya sangat terbatas.

Ya sudah, kami pesan Tantuni saja, karena Lahmacun sih sudah pernah dan agak kurang cocok di lidah kami.

***

Layaknya kios kebab, pembuatan Tantuni juga dilakukan di depan etalase kaca, lempengan besi bak topi Meksiko dibalik tadi, ternyata itulah tempat meracik tantuni. Daging potong kecil-kecil tadi yang bisa dipilih apakah Sapi atau Domba, dimasak didalam cekungan, sedangkan sayur, tomat, dll dimasukkan setelah daging matang. 

Sangat harum, terlebih ketika mulai diberikan bumbu oleh sang koki. Setelah daging matang,  sisa-sisa minyak dari daging, mengalir kebawah, karena ada sedikit lubang dan saluran buangan disekitar "topi meksiko"nya.

Daging dan sayur yang sudah dimasak tadipun, dibungkus kedalam kulit pembungkus yang sama dengan kulit pembungkus kebab, namun berukuran lebih kecil (kebab jerman rata-rata diameter kulitnya sekitar 30-40 cm, untuk tantuni sekitar 10-15 cm saja). 

Lalu dihangatkan ulang bersamaan dengan kulitnya sampai kecoklatan, dan disajikan di piring kecil bersamaan dengan JERUK LEMON dan ASINAN CABAI !! Walah, apalagi ini? hal baru buat kami semua, karena kalau kebab ya kebab saja, nanti pas dimakan, pedasnya menggunakan cabai bubuk (di Indonesia kayak Bon cabe) tanpa embel-embel apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun