Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Tantuni, Enak di Lidah Hemat di Kantong

24 Januari 2019   07:09 Diperbarui: 24 Januari 2019   13:25 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: ta-dip.de
Foto: ta-dip.de
Oh ya, di Bremen banyak sekali komunitas muslim. Makanya di kota ini berdiri dengan megah sebuah masjid besar yang bentuknya betul-betul masjid (biasanya masjid di jerman hanya berupa ruko atau memanfaatkan bekas pabrik/gudang yang sudah tutup), jadi tidak aneh jika yang bertebaran justru makanan-makanan khas Timur Tengah, dibanding makanan khas Jerman yang memang....itu-itu saja sih :)

Untuk saya dan temen-teman yang Muslim, layaknya di kota lain di Jerman atau mayoritas Eropa, menu andalan untuk makan besar ataupun ngemil kami adalah Kebab atau Durum. 

Tapi uniknya, di Bremen ini juga banyak warga asli Jerman non-muslim yang berjualan Kebab atau Durum tadi (pastinya karena untuk meraih pasar yang cukup besar)...jadi, jika ingin membeli, perhatikan dulu tulisan di depan kiosnya, ada tulisan HALAL atau tidaknya, jika ada ya amanlah ya.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Nah, gara-gara kondisi tadi, saya dan beberapa kawan-kawan disini mencoba beberapa alternatif makanan, karena jujur saja...GANK kami ini jago-jago masak semua lho.

Saya sendiri, sebelum ke Jerman di tahun 2005, sengaja belajar masak ke Mamah saya yang emang dari sananya sudah jago, plus belajar beberapa menu internasional dengan salah satu saudara dekat yang menjadi Chef di Hotel terkenal di Jakarta. 

Belum lagi, teman-teman dari Indonesia lainnya yang memang sama mempersiapkan diri soal masak-memasak ini, karena di Jerman ini sedikit "unik" dibanding pelajar-pelajar Indonesia di Malaysia, Amerika, Australia misalkan.

Di Negara-negara tadi, tidak heran jika ada pelajar yang kemana-mana bermobil pribadi, atau tinggal di tempat-tempat mewah selama mereka merantau...di Jerman ini, justru ajaib jika ada pelajar kita yang menggunakan kendaraan pribadi atau bergaya hidup mewah.

Justru di Jerman ini, lebih banyak pelajar yang kerja "kasar" seperti supir, kuli bangunan, pelayan, atau bahkan tukang sampah, yang dipilih sebagai pekerjaan saat ada waktu senggang.

Kembali ke soal makanan, karena terlalu banyaknya makan makanan Arab, kami akhirnya mencari alternatif lain, bukan makanan besar memang (karena biasanya kami untuk makan besar masak sendiri), justru yang kami cari adalah cemilan baru, yang unik, enak di lidah, dan....MURAH tentunya !!

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Sampailah kami di salah satu kios yang sebetulnya sering kami lewati karena dekat sekali dengan Hauptbahnhof Bremen, dimana setiap pagi kami pasti kesitu untuk pergi ke Bremerhaven untuk menuntut ilmu. Di situ unik sekali tertulis "MERSIN (tantuni & grillhaus)", apa itu mersin? apa itu tantuni?

Penasaranlah kami (sebetulnya terpaksa sih, karena hari itu libur, hampir semua toko tutup, hanya ini yang buka). Setelah masuk ke kios kecil dengan sekitar 3 meja yang masing-masing punya 4 kursi ini, kami disambut "harum" yang baru dibanding biasanya. Kios dengan dinding penuh gambar-gambar rumah dengan tulisan MERSIN, dan cabe bubuk khas restoran Arab di meja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun