Mohon tunggu...
Rully Lidyaa
Rully Lidyaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mhasiswa UIN Sunan Kalijaga

Be Better

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Sosial Era Milenial

3 Juli 2021   09:50 Diperbarui: 3 Juli 2021   09:57 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perubahan sosial, dua kata ini pasti sudah tidak asing lagi dalam benak para pembaca. Namun, pada artikel ini saya menambahkan satu kata yang akan menambah informasi perubahan sosial di era sekarang, milenial. Dengan menambahkan kata milenial disamping dua kata(perubahan sosial), akan menguak informasi yang luas tentang bagaimana menanamkan moral yang kokoh dalam menghadapi perubahan sosial di era modern ini. Dengan banyaknya kasus hingga menimbulkan gejolak pada masyarakat, bahkan memicu mahasiswa untuk turun aksi, pantas bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi perubahan sosial di era ini.

Perubahan sosial berasal dari dua kata, yaitu perubahan dan sosial. Arti perubahan sendiri adalah peralihan dari suatu pola ke pola yang lainnya. Seperti pindahnya seorang pelajar dari kota kelahirannya untuk melanjutkan belajar dan menemukan adanya perubahan adat, buadaya maupun Bahasa. Sedangkan ari dari sosial yaitu menunjukan suatu hubungan antar individu,individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Seperti ikut serta dalam organisasi,himpunan ataupun interaksi dengan teman.Tiga hal tersebut telah menunjukan suatu hubungan sosial. Jdi, perubahan sosial merupakan pertukaran dari pola lama ke pola baru dalam hubungan sosial masyarakat.

Menurut Gillin dan Gillin(1954), Perubahan sosial adalah variasi kita hidup yang diterima oleh masyarakat karena adanya perubahan dalam kondisi geografis, jumlah penduduk, penemuan baru, difusi juga kebudayaan. Secara tidak langsung ada 5 faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Kondisi geografis, contoh mudah nya adalah tempat wisata. Dahulu tempat wisata alam di Indonesia terlihat sangat natural dan kurang menarik untuk dikunjungi. Pada era modern ini tempat wisata dibuat semenarik mungkin agar memicu datangnya pengunjung dari dalam bahkan luar negri. Jumlah penduduk, dengan semakin padatnya penduduk  di era ini dapat meningkatkan meningkatkan penggunaan transportasi sebagai mobilitas kehidupan. Penemuan baru, yang terlihat jelas adalah dalam bidang tekhnologi yaitu handpone. Dengan adanya handpone dapat memudahkan komunikasi antar individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Kebudayaan, dan Difusi.

Pada paragraf ini mari kita mulai mengungkit tentang konflik sosial. Kasus sosial terbaru yang sedang trending topik di Indonesia. Contoh pertama, Usai urus penderita covid-19 perawat dipukul keluarga pasien. Peristiwa tersebut terjadi di Garut, Jawa Barat. Pemukulan diduga dilatarbelakangi oleh kekesalan keluarga pasien, perawat terlalu lama saat memakai Alat Plindung Diri(APD) sebelum menangani pasien(23/06/2021). Contoh kedua, marak jual beli foto selfie pegang KTP di facebook. Akhir akhir ini biasa digunakan untuk mengaktifkan fitur premium pada sejumlah dompet digital secara online. Kasus ini bisa di sebut penipuan, karena menyalahgunakan data pribadi. Lantas bagaimana cara menyikapi persoalan di era milenial ini? Jika tidak ada factor penemuan baru, maka tidak akan ada yang disebut dompet digital online, tidak mungkin juga ada selfie melalui hanphone. Mari kita bahas secara singkat tentang bagaimana cara mengatasinya.

Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi kompromi yang berbeda dengan kondisi semula (Saefudin Asep,2005). Teori konflik melihat suatu perubahan sosial yang terjadi di masyarakat, baik yang berdampak positif maupun negatif. Dalam teori ini perubahan sosial akan terjadi setelah adanya konflik. Artikel ini akan memperdalam tentang konflik ataupun kasus kasus sosial milenial, terutama yang banyak memicu gejolak pada remaja.

Masa transisi dari remaja menuju dewasa memang penuh dengan gejolak, apalagi dengan adanya perubahan sosial di era milenial ini, berbagai masalah yang memicu gejolak tersebut. Kadang, mood berubahdengan cepat, sesaat bisa happy kegirangan, tetapi sesaat kemudian bisa bete tidak karuan. Ada beberapa masalah terbesar yang dialami di masa transisi tersebut. Penampilan, perubahan sosial dalam segi mode pakaian ini termasuk perubahan sosial kecil. Kadang dari beberapa remaja menjadikan penampilan sebagai masalah terbesarnya. Mau kemana saja, kalua kurang matching yah, bisa minder. Belum lagi melihat foto foto selebgram bodygoals yang juga bikin baper.

Pendidikan, Pendidikan jaman sekarang memang tidak semudah zaman papa mama. Kalau dulu mungkin untuk mendapat nilai100 lebih mudah. Tetapi, kalua sekarang sudah ikut bimbel pun dapat nilai 80 saja rasanya susah. Bahkan materi pembelajarannya pun sangat berbeda di banding zaman dulu. Yang dulu dipelajari kelas 1 SMP, zaman sekarang sudah di pelajari kelas 1 SD. Solusi singkat dari masalah Penampilan adalah selain berpenampilan yang sempurna, attitude juga jauh lebih penting di miliki dalam diri insan agar semakin mudah diterima di masyarakat. Sedangkan pendidikan, apabila kamu tidak tahu maka cari tahulah, apabila tidak mengerti belajarlah dengan yang ahli. Hadapilah konflik umum ini dengan bijak, jangan sampai menggoyahkan pendirian yang telah lama tertanam di dalam diri(Riana Merry,2019).

Masih ada beberapa solusi bagaimna  mengadapi masalah di era milenial ini yang akan dibahas dengan singkat dan jelas. Avoiding, pelaku menghindari konflik dan tidak lagi bernat untuk meraih tujuan awal. Pelaku tidak mau lagi berkompromi dengan pihak lain ataupun menunda nunda. Collaborating, pelaku memenuhi kebutuhan dengan pihak lain. Dibanding mencari jalan tengah, metode ini lebih menekankan untuk mencari solusi yang memuaskan keinginan kedua belah pihak. Cara ini efektif apabila kedua belah pihak punya hubungan timbal balik positif(simbiosis mutualisme), hasil akhir lebih penting disbanding konflik. Compromising, pelaku berusaha mencari solusi yang bisa memuaskan Sebagian kepentingan pihak lain. Accomodating, pelaku mengorbankan keinginan atau kebutuhan supaya pihak lain puas. Competing, pelaku tidak mau kalah dengan pihak lain. Bersikap asertif bahkan agresif, tidak kooperatif, harus ada satu pihak yang menang dan kalah( win,lose). Jadi, inilah solusi dari masalah masalah perubahan sosial di era modern ini. Jangan mudah goyah wahai pemuda harapan bangsa, perbendirianlah yang kokoh untuk menghadapi masalah(Fitratullah Vicky,2020).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun