Mohon tunggu...
Yasya FauzanWakila
Yasya FauzanWakila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis lepas

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kuat Bertemu Takdir

16 Oktober 2021   16:30 Diperbarui: 16 Oktober 2021   16:39 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Waktu, hanya terdiri dari tiga hal. Kemarin, telah pergi bersama dengan semua yang menyertainya. Besok, mungkin kita tidak akan menemuinya. Hari ini, itulah yang kita miliki. Maka, manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya, jagalah orang yang terdekat dengan kebahagiaan, jalani keadaan dengan kuat dan semangat.

Apapun yang menjadi takdir kita, akan mencari jalan untuk menemukan kita. Apa yang ditakdirkan untuk kita, pasti akan menjadi milik kita. Dan apa yang memang tidak ditakdirkan untuk kita, tidak akan pernah menjadi milik kita. 

Kita mempunyai keinginan, tapi keadaan mempunyai kenyataan. Jalani meskipun pahit, lalui meskipun sulit, tetap kuat dan tetap semangat.

Pada akhirnya, beberapa hal ada yang memang tidak bisa dipaksakan. Seberjuang apapun, sekuat apapun, selama apapun, ada yang memang tidak bisa dipaksakan. Dan menyadari sebelum maju terlalu jauh, terkadang harus dan segera disadari. Sebab, memang tidak bisa dipaksakan. Sebab, memang bukan untuk kita.

Pertemuan. Jika bukan suatu anugerah, berarti sebuah pelajaran berharga. Jika nanti, kita sudah tidak lagi saling bicara. Semoga kamu masih ingat, tentang bagaimana kita pernah bahagia meski dengan cara yang sederhana. Jika memang harus ada jarak karena keadaan yang kurang baik, semoga nanti kita dipersatukan kembali dalam keadaan yang lebih baik.

Meski logika sadar bahwa berharap memilikimu adalah sesuatu yang tidak mungkin. Tapi, perasaan tetap tidak peduli, masih saja terus berharap meski tidak lagi dianggap. Jika memang sudah tidak ada kemungkinan untuk kembali bersama, semoga ikhlasku menjadi bagian dari bahagiamu. Terima kasih. Penuh syukur dan bahagia untuk kesempatan mengenalmu.

Pada akhirnya, waktu akan menjawab keraguan. Keraguan dan semua pertanyaan yang ada dalam pikiran akan terjawab pada waktunya. Sebab tidak semua harus diceritakan, sebab tidak semua juga harus dikabarkan. Beberapa yang hadir cuma ingin tahu, bukan datang untuk peduli. Yang penting menjalani ketentuan dengan sebaik-baiknya dan berusaha semaksimal mungkin.

Perihal jawaban, Allah tidak akan menyia-nyiakan setiap usaha. Boleh jadi semua orang mengecewakanmu, boleh jadi semua orang membencimu, boleh jadi semua orang melupakanmu, boleh jadi semua orang mencintaimu. Jalani dan terima saja setiap ketentuan yang sudah ditakdirkan.

Puncak pengharapan tertinggi pada manusia adalah kekecewaan. Terkadang kalau ada kesedihan, cukup disimpan saja. Pada akhirnya merelakan adalah jalan terbaik, meski sudah tahu betapa baik buruknya tetap saja tidak akan menyatu.

Terkadang realita tidak selalu berjalan sesuai dengan harapan, kita kadang perlu sedih untuk tahu artinya bahagia. Kadang perlu tangis untuk tahu artinya perjuangan. Siap bahagia, kemudian siap untuk sedih. Siap tertawa, kemudian siap untuk menangis. Siap terbang, kemudian siap untuk terhempas. Siap bertemu, kemudian siap untuk perpisahan. Jagalah apa yang memang harus kita pegang dengan erat, sudah seharusnya kita melakukan yang terbaik.

Siap atau tidak, mau atau tidak, terkadang kita harus bersiap untuk beberapa kehilangan dan bertemu dengan hal yang tidak diinginkan. Karena apapun penyebabnya, bagaimanapun juga kita pernah menyatu meskipun akhirnya harus mengikhlaskan kepergian. Semoga yang telah hancur menjadi bekal untuk kembali utuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun