Mohon tunggu...
R Iman
R Iman Mohon Tunggu... Guru - Penulis picisan

Lewat kata kudapati makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyoal Kelulusan Siswa Tahun Ini

20 Mei 2020   23:54 Diperbarui: 21 Mei 2020   02:41 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tahun pelajaran 2019/2020 akan segera berakhir. Memasuki akhir tahun pelajaran, galibnya setiap satuan pendidikan disibukkan dengan kegiatan penilaian akhir untuk menentukan perubahan jenjang maupun tingkat pendidikan bagi peserta didik.  Ujian Akhir, Ujian Nasional, Penilaian Akhir Tahun atau istilah lainnya yang selalu melekat pada benak warga sebuah satuan pendidikan sebagai sebuah proses implementasi dari regulasi sistem pendidikan di negara kita.

Tatkala sebuah rencana kegiatan tahunan digulirkan, tak pernah disangka akan muncul secara tiba-tiba sesuatu yang mengakibatkan perubahan mendadak saat pelaksanaannya. Adalah pandemi covid-19 yang secara masif meluluh-lantakkan tatanan kehidupan masyarakat dunia kini sebagai penyebabnya. Hanya dalam kurun waktu kurang dari setengah tahun sejak ditemukannya, virus ini makin meluas dan mengakibatkan sektor-sektor kehidupan sosial mengalami kemandekan. Segala aktivitas kehidupan manusia yang dilakukan secara berkelompok dipaksa untuk dihentikan sampai batas waktu yang belum jelas.

Upaya yang terus dilakukan oleh pemerintah kita untuk memutus mata rantai penyebarannya adalah dengan anjuran menjaga kesehatan pribadi, lingkungan, dan penerapan physical/social distancing. Sebagai sebuah aktivitas yang terjadi interaksi dan titik kumpul pada wilayah tertentu, sektor pendidikan menjadi salah satu ranah yang tak luput dari dampaknya. Pandemi ini memaksa seluruh ekosistem pendidikan merumahkan segala aktivitasnya, juga aktivitas utamanya yakni pembelajaran. Pola pembelajaran yang selama ini terbiasa dengan interaksi tatap muka beralih menjadi pola pembelajaran jarak jauh secara moda daring (online).

Rencana pemerintah untuk meniadakan Ujian Nasional mulai tahun depan dengan segera tahun ini harus direalisasikan. Begitu pun dengan rencana kegiatan rutin lainnya yang tidak dapat dilakukan oleh beberapa satuan pendidikan, semisal Ujian Sekolah/Madrasah. Penilaian akhir tahun yang dijadikan salah satu dasar  penguat asumsi kelayakan siswa berpindah tingkat kelas belum jelas akan dilaksanakan atau tidak. Kalau pun dilaksanakan secara daring, tentu hanya untuk sekolah/madrasah tertentu saja yang fasilitas penunjangnya sudah tersedia dengan maksimal.

Muncul pemikiran menggelitik yang berasal dari segelintir peserta didik kelas akhir menyikapi fenomena kelulusan tahun ini. Mereka merasa kurang puas atau lebih pasnya dikatakan kurang sempurna dengan raihan kelulusan yang disandangnya tanpa ujian akhir yang lazimnya dilakukan kakak-kakak kelas mereka tahun-tahun lalu. 

Hambar kalau kita ibaratkan kepada masakan yang telah disiapkan dalam waktu cukup lama dengan bahan, teknik dan bumbu hasil ramuan beberapa koki (guru) secara matang; lantas dinyatakan layak sebagai pemenang seluruh kompetitornya tatkala akan dinikmati dan diberi penilaian. Benarkah begitu?

Pemikiran tersebut tidaklah sepenuhnya keliru. Pemikiran mereka masih disesaki dengan harapan-harapan indah kala perjuangan mempersiapkan untuk pelaksanaan ujian itu secara fisik dan psikis berakhir dengan kepuasan batin. Belum lagi saat wajah-wajah binar penuh bangga dan bahagia terpancar saat prosesi perpisahan dengan pelbagai aksi menarik dan menghibur sekaligus mengharukan pada gelaran yang meriah bertajuk "paturay tineung" (perpisahan). Semua harapan itu tampaknya sulit terwujud pada akhir tahun pelajaran ini.

Perlu kiranya kita renungkan kembali indikator keberhasilan pendidikan secara hakiki, yakni tertanamnya nilai-nilai moral (akhlak) dan karakter yang mampu diimplementasikan dalam kehidupan keseharian. Kesuksesan pendidikan tak melulu ditentukan oleh data angka di atas kertas sebagai pencapaian kompetensi kognitif. Namun, nilai moral dan karakter yang paling utama sebagai penopang dan penguat ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki siswa untuk dapat dikembang-luaskan secara maslahat.

Ujian merupakan salah satu instrumen penilaian sebagai bagian dari proses evaluasi pada suatu jenjang pendidikan untuk mengukur ketercapaian kompetensi peserta didik selama melakukan pembelajaran pada waktu tertentu. Artinya, ujian bukan satu-satunya instrumen penilaian yang dijadikan rujukan untuk menentukan kelayakan siswa menyelesaikan pendidikannya. Ketika ujian tak dapat terlaksana, peran guru dan satuan pendidikan merupakan kunci utamanya.

Pada situasi darurat kini, penilaian proses yang selama ini dilakukan guru selama pembelajaran merupakan rujukan utama yang dijadikan sandaran penentuan nilai akhir siswa. Authentic assessment adalah pilihan logis-realistis yang menggambarkan kemampuan riil siswa atas raihan kompetensi hasil pembelajarannya. 

Teknik penilaian tersebut adalah bagian integral dari kegiatan  pembelajaran yang dilakukan setelah melakukan proses pembelajaran yang meliputi penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kegiatan ini lazimnya dilakukan oleh guru untuk dapat mengukur ketercapaian pembelajaran pada materi tertentu dan menentukan langkah pembelajaran selanjutnya. Akan halnya dengan ujian, kegiatan tersebut menjadi sebuah simpul penguat keputusan dari asumsi yang telah dimiliki guru untuk predikat kelayakan siswa menyandang kelulusannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun