Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahasa Jawa Masih Dituturkan di Negara-negara ini, Bagaimana Asal-usulnya?

13 April 2021   10:05 Diperbarui: 13 April 2021   10:49 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Jawa di Suriname (hipwee.com)

Bahasa Jawa yang terus masih digunakan hingga kini menarik minat orang-orang Belanda mempelajari Bahasa Jawa itu. Bahasa Jawa ini dipelajari oleh universitas yang mempunyai jurusan Bahasa Jawa, yaitu Universitas Leiden, universitas tertua di Belanda yang berdiri sejak tahun 1575.

Tidak heran bahasa Jawa masih digunakan di Kepulauan Kokos karena populasi negara yang disebut juga dengan Cocos Island atau Keeling itu adalah orang-orang Jawa dan Melayu.

Tadi disebutkan kepulauan yang terletak di Samudera Hindia itu disebut juga dengan Keeling. Apa sebabnya?

Keeling atau nama lengkapnya (Kapten) William Keeling adalah orang yang pertama kali menemukan Cocos Island ini. Pertama kali melihatnya, Keeling mendapati Cocos Island ini sunyi dan tidak berpenghuni.

Keeling sendiri dan para pelaut lainnya tidak berupaya untuk menempati kepulauan itu sampai abad ke 19. Maka, untuk menghormati Kapten Keeling sebagai penemu pertamanya, kepulauan itu kerap juga disebut dengan Kepulauan Keeling.

Sedangkan Bahasa Jawa masih digunakan di Kaledonia Baru karena dulunya pada tahun 1896 Perancis membutuhkan para pekerja dari dari Asia (Jepang, Indo Cina, dan Hindia-Belanda) untuk mengerjakan perkebunan kopi dan pertambangan nikel.

Terkait dengan peraturan Koeli Ordonantie, Perancis meminta kepada Hindia-Belanda untuk mengirimkan 170 orang (dari Jawa).

Setelah kontrak para pekerja itu habis berdurasi 5 tahun, mayoritas orang-orang Jawa enggan pulang ke Jawa. Mereka ingin menetap di sana.

Pada 4 Nopember 2018 digelar referendum. Hasilnya ternyata 56,4 persen penduduk Kaledonia Baru masih ingin tetap menjadi bagian dari Perancis. Sisanya 43,6 persen ingin merdeka. Oleh sebab itu hingga kini wilayah yang terletak di sebelah barat daya Samudera Pasifik itu masih berstatus jajahan Perancis.

Data statistik menunjukkan saat ini ada 7000 keturunan Jawa yang beranak pinak. Mereka masih bisa berbahasa Jawa, kecuali milenial nya yang hanya bisa berbahasa Perancis.

Sedangkan Bahasa Jawa di Suriname karena pada abad ke 19 pemerintah Hindia-Belanda mendatangkan sekitar 33.000 penduduk Jawa untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan di Suriname.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun