Mengapa demikian?
Seperti diketahui, militer Indonesia menjejakkan kakinya untuk pertama kali di Timor Timur pada 7 Desember 1975 dengan maksud untuk invasi dan klaim jika "Si Anak Hilang" ini adalah bagiannya.
Dimulai dari situ, Bahasa Indonesia mulai diajarkan di propinsi Indonesia yang ke 27 ini, Presiden Soeharto melarang penggunaan Bahasa Portugis.
Sebelum dan sesudah penyerbuan itu banyak pemimpin Timor Timur yang hengkang ke pengasingan di Portugis dan wilayah kolonial nya, sehingga banyak dari mereka yang tidak bisa bertutur Bahasa Indonesia.
Keputusan pemerintah Timor Leste yang mencantumkan Bahasa Portugis digalakkan di Undang-undang mendapat sejumlah penolakan dari sejumlah kalangan. Mereka yang melontarkan kritik itu mengatakan keputusan itu sebagai pandangan yang pendek.
Reuters mengatakan tidak sedikit milenial Timor Leste yang ditolak bekerja lantaran tidak bisa berbahasa Portugis, milenial itu terdidik dan dipengaruhi oleh Indonesia.
"Pemerintah tidak mengakui mereka yang terdidik di bawah sistem Indonesia," kata Reuters.
Reuters juga mengutip pernyataan seorang jurnalis Timor Leste yang mengatakan peristiwa itu merupakan bentuk diskriminasi yang dilakukan pemerintah.
Jurnalis yang bernama Suzanna Cordoso itu bahkan mengatakan bahasa Inggris akan lebih baik ketimbang bahasa Portugis.
Cordoso mengatakan mengapa harus menggunakan bahasa Portugis? "Negara-negara berbahasa Portugis itu miskin dan jauh dari kita," kata Cordoso.
Apa yang dikatakan Cordoso itu "jauh dari kita", maksudnya saya kira karena letak Portugis dan negara-negara yang menggunakan Bahasa Portugis itu memang jauh, ketimbang Indonesia yang berdekatan.
