Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Produsen Kayu Manis Terbesar Dunia, Indonesia Memang Kaya Rempah Sejak Dulu

27 Februari 2021   10:05 Diperbarui: 27 Februari 2021   10:13 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kayu manis (hellosehat.com)


Semenjak Indonesia masih disebut dengan Nusantara, republik ini sudah masyhur di dunia kaya akan rempah-rempah.

Seperti peribahasa ada gula ada semut, maka bangsa-bangsa dari Eropa berdatangan ke negara kita, terutama Portugis dan Belanda, untuk mencari rempah-rempah.

Bahkan rempah-rempah inilah yang menjadi cikal bakal bangsa-bangsa dari benua biru itu dalam perjalanannya kemudian menjadi kolonialisme.

Rakyat Indonesia diperas fisik dan tenaganya, dan kekayaan Indonesia diangkut ke Belanda.

Bagi para pemerhati sejarah, tentu setidaknya mereka sudah pernah mendengar, bagaimana bangsa Portugis atau Belanda yang mencari rempah-rempah di Indonesia.

Rempah-rempah merupakan barang yang paling berharga di jaman kolonial. Dalam sejarah dikenal bangsa Portugis yang bernama Vasco Da Gama yang melakukan perjalanan ke India, lantas diteruskan ke Maluku, tujuan yang utama adalah mencari rempah-rempah.

Hingga kini, India, Maluku, dan Zanzibar merupakan daerah terpenting sebagai penghasil rempah-rempah dunia.

Selain dibuat sebagai perasa untuk masakan, rempah-rempah ini juga bisa untuk pengobatan, atau buah kering.

Menyusul kemudian Belanda. Kedua bangsa itulah yang dikenal sebagai bangsa yang memiliki hubungan historis yang lekat dengan Indonesia.

Rombongan bangsa Spanyol dibawah pimpinan Magellan juga mencari rempah-rempah ke timur melewati Samudera Pasifik dan mendarat di Pulau Luzon, Filipina, tetangga utara Indonesia.

Salah satu rempah-rempah itu adalah kayu manis. Selain sebagai bahan tambahan untuk membuat roti dan kue, kayu manis juga berguna sebagai pengobatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun