Sembari memberikan kayu itu kepada Soekarno, orang itu mengatakan kayu pemberiannya itu untuk dipegang di hadapan para jenderal.
Soekarno lalu menghubungi seorang ahli di Yogyakarta untuk membuat tongkat komando dari kayu tersebut.
Pada suatu kesempatan lain, di Istana Bogor, Soekarno mengatakan kepada Cindy Adams, penulis biografi Soekarno berjudul "Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat", bahwa kayu itu hanyalah kayu biasa agar penampilannya bersahaja sebagai seorang pimpinan dari sebuah negara besar.
Benarkah apa yang dikatakan Soekarno jika tongkat itu hanya tongkat biasa yang tidak mempunyai kesaktian?
Sebagai seorang pemimpin, Soekarno sering bertemu dengan para pemimpin dunia legendaris lainnya. Ketika bertemu pemimpin Kuba Fidel Castro, Fidel Castro sembari bercanda memegang tongkat Soekarno dan mengatakan kepada Soekarno "Apakah tongkat ini sakti seperti tongkat Kepala Suku Indian?"
Soekarno hanya menjawabnya dengan tertawa saja.
Namun kejadian berikut ini semakin meyakinkan banyak orang jika tongkat Bung Karno mempunyai kesaktian.
Pada saat Soekarno sedang khusuk menjalankan sholat Iedul Adha, sekonyong-konyong muncul suara tembakan yang diarahkan dan bertujuan untuk membunuh Soekarno. 14 Mei 1962.Â
Akan tetapi yang mencengangkan adalah Bung Karno luput dari peristiwa itu. Padahal dari jarak lima meter, si pelaku penembakan digadang-gadang sebagai penembak jitu yang sudah sangat terlatih.
Tapi peluru meleset dari Soekarno dan mengenal Ketua DPR KH Zainul Arifin. Aneh. Mistis?
Karena tindakannya si pelaku penembakan lantas dihadapkan ke meja hijau untuk diadili.