Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dua Dekade Merdeka, Timor Leste Miskin dan Lapar

25 Januari 2021   10:05 Diperbarui: 25 Januari 2021   10:42 3082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timor Leste miskin (matamatapolitik.com)

Setelah 24 tahun diduduki Indonesia, Timor Leste (dahulu Timor Timur) akhirnya menggelar referendum yang disponsori oleh PBB pada 30 Agustus 1999. 

Namun apa daya, hanya 21 persen rakyat Timor Timur yang tetap ingin menjadi bagian dari Indonesia. Sisanya, mereka ingin berdiri sendiri membentuk negara.

Hasil referendum tidak serta merta rakyat Timor Timur dapat bernafas lega. Tak rela Bumi Lorosae lepas dari genggaman, milisi Anti Kemerdekaan Timor Timur dengan didukung Indonesia melakukan politik bumi hangus. Banyak infrastruktur dihancurkan, rakyat dibunuh dan mengungsi.

Namun setelah PBB campur tangan, pasukan Indonesia pun pada akhirnya rela angkat kaki dari negara yang bersebelahan dengan NTT tersebut. Hal tersebut diputuskan agar tidak jatuh korban atau bentrokan dengan pasukan INTERFET pimpinan Australia dan Selandia Baru.

Seperti diketahui, untuk mengakhiri kekerasan, PBB membentuk INTERFET yang terdiri dari 20 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa tersebut.

Pada akhirnya Timor Timur pun resmi menjadi sebuah negara pada 20 Mei 2002. Mereka pun bermimpi lainnya, Timor Leste resmi diterima menjadi anggota ASEAN yang ke 11 pada tahun 2011. Pada saat itu, Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara ini dipimpin oleh Indonesia.

Dua dekade sudah berlalu, kendati mereka sudah menikmati kemerdekaan, akan tetapi mereka masih berkubang dalam lumpur kemiskinan. Konon penyebab kemiskinan tersebut lantaran banyak korupsi dan konflik politik, juga cadangan minyak bumi dan gas yang terbenam di Laut Timor dikabarkan mulai menipis persediaannya.

Bahkan digadang-gadang Timor Leste bakal bangkrut pada tahun 2027.

Sebagai propinsi Indonesia yang ke 27 kala itu, sebenarnya Timor Timur sangat dimanjakan oleh Soeharto, Presiden ke 2 RI. Banyak infrastruktur, sekolah, jalan, perkantoran, bahkan bandara yang dibangun oleh Soeharto.

APBD ditingkatkan demi meningkatkan kesejahteraan rakyat Timor Timur. Pastor Ximenes Belo, peraih Nobel Perdamaian, mengatakan rakyat Timor Leste sebenarnya tidak bisa melupakan jasa-jasa dari Soeharto.

Ximenes Belo sendiri mengakui sudah tiga kali dia bertemu langsung dengan Soeharto dalam berbagai kesempatan. Di antaranya saat meresmikan Patung Kristus Raja (Cristo Rei) yang digadang-gadang sebagai patung kedua tertinggi di dunia setelah Patung Christ The Redemeer di Rio de Janeiro Brasil setinggi 36 meter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun