Di saat sejumlah pihak mulai angkat topi pada keberhasilan langkah Anies Baswedan menarik rem darurat, Anies kini mulai disorot sejumlah pihak yang menilai Anies terlalu lambat mengantisipasi banjir yang setiap musim hujan datang.
Masalah banjir dan kemacetan memang selalu saja menjadi PR bagi semua gubernur yang berkuasa di Jakarta dari generasi pertama, termasuk Anies Baswedan.
"Jangan pas banjir, baru kerja. Penanganan banjir seharusnya diantisipasi jauh-jauh hari," kata Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.
Edi Prasetyo mengatakan Anies seharusnya melakukan mitigasi banjir sebelum cuaca ekstrem terjadi.
"Sudah berkali-kali dari dari dulu masalah kita adalah banjir dan macet. Oleh karenanya saya setuju dibentuknya Pansus (Panitia Khusus) banjir," katanya.
Pemprov DKI memang sudah mengadakan program "Gerebek Lumpur" sejak April 2020 lalu. Akan tetapi banjir masih saja terjadi seperti yang terjadi pada Senin, 21 September lalu.
"Gerebek Lumpur" adalah pengerukan lumpur di sejumlah saluran makro/mikro, waduk, dan sungai.
Berdasarkan laporan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) musim penghujan akan tiba di sejumlah wilayah Indonesia dengan intensitas sedang, merata, hingga tinggi di bulan-bulan September dan Oktober.Â
Sedangkan untuk Jakarta, BMKG memprediksi hujan dengan intensitas lebat bakal terjadi. Mereka mewanti-wanti bakal terjadinya banjir dan angin puting beliung.
Seperti diketahui, Jakarta sudah menjadi langganan banjir setiap tahunnya jika musim penghujan tiba.
Benarkah apa yang dikatakan Ketua DPRD itu Anies Baswedan lambat dalam mengantisipasi datangnya banjir?
