Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengenal Gelas Blirik "Warisan" Kakek, Anda Mempunyainya?

19 September 2020   08:59 Diperbarui: 19 September 2020   09:26 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gelas blirik (gambar.pro)


Gelas blirik demikian era.id menyebutnya. Gelas atau teko ini berwarna bentol-bentol hijau seperti warna cendol. Ketika era.id memuat gambar gelas dan teko saya sudah pernah melihat dan mengenal barang antik ini sebelumnya.

Tapi kata "blirik" di belakang nama gelas atau teko blirik terus terang saya baru mengetahuinya.

Di rumah saya di daerah Jawa Barat, saya menemui gelas blirik ini. Menurut ibu, ini adalah gelas yang sering dipakai kakek sebagai alat untuk minum.

Bagi generasi kini, mereka mungkin sangat sulit untuk menemukan barang-barang seperti itu.

Namun di saat gelas-gelas atau teko jaman sekarang sudah modern dan terbuat dari bahan beling atau stainless steel, melihat kembali gelas atau teko blirik ini memicu munculnya kembali kerinduan, karena terlihat apik dan unik.

Barangkali Anda pernah melihat atau bahkan mempunyai barang cantik ini?

Sekarang ini sudah jarang ditemui, gelas atau teko blirik ini populer mulai sekitar tahun 1960an di Indonesia.

Kakek nenek atau orangtua kita memakai gelas blirik untuk minum teh atau kopi. Dan teko nya untuk menyimpan air.

Teko blirik ini diperkirakan mulai ada sekitar tahun 1830 di negeri kita. Setelah berakhirnya perang Diponegoro (pada 1830) teko terlihat mulai banyak digunakan oleh mereka yang berprofesi sebagai pekebun, kalangan perkebunan, terutama para buruh.

Jan Mooijen, seorang Belanda kelahiran Belgia tercatat sebagai pedagang pertama yang membawa teko blirik ke Hindia Belanda. 

Pada tahun 1845 Jan Mooijen membuka toko sekaligus agen penjualan teko blirik itu di masa penjajahan kolonial Hindia Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun