Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Upah Tak Manusiawi Buruh Indonesia yang Membuat Kaos Anyar Chelsea

27 Juli 2020   10:03 Diperbarui: 27 Juli 2020   10:23 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jersey baru Chelsea (bolabob.com)

Kaos anyar "3" yang mulai dipakai mulai awal bulan Juli 2020 ini memang dilabeli "Made in Indonesia". 

Menurut kabar, kontributornya, Nike, memang sengaja memilih Indonesia untuk pembuatan jersey tersebut karena upah pekerjanya yang lebih murah dibandingkan dengan upah pekerja di negara-negara lainnya.

Nike, asal Amerika Serikat, ini juga memproduksi kaos klub tersohor Eropa lainnya di Indonesia.

Begitu pun dengan appareal New Balance untuk jersey Liverpool. 

Membaca kalau jersey "The Reds" dibuat di Indonesia, kebingungan saya menjadi terjawab. Pasalnya, saya banyak melihat jersey-jersey Liverpool ini di banyak tempat di Indonesia.

Saya pun sempat membeli jersey "The Reds" dengan harga yang jauh lebih murah. Barangkali harga kaos yang saya beli belum termasuk pajak impor?

Ada kabar yang sedikit menggembirakan. Anggota serikat buruh di Indonesia mengatakan kalau kedua appareal itu (Nike dan New Balance) akan menaikkan upah pekerja sebesar 10 persen dari upah yang sekarang.

Apakah kenaikan itu bermanfaat untuk buruh?

The Guardian melaporkan kalau pihak Nike mengklaim jika pihaknya sudah mengikuti standar upah buruh di Indonesia maupun Thailand. Lebih lanjut, The Guardian melaporkan juga jika Nike tidak mau merinci tingkat upah yang diterima para pekerja itu.

The Guardian pula melaporkan bahwa 80 persen pekerja garmen di Indonesia adalah wanita dengan penghasilan per bulannya tidak lebih dari 200 poundsterling (Rp 3.600.000).

Suatu jumlah yang tidak manusiawi, bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun