Pemerintah seharusnya memberikan dukungan dan mendorong serta memanfaatkan himbauan untuk tinggal di rumah, agar masyarakat membaca buku, koran, atau lainnya yang bermanfaat.
Diambil dari data wearesocial tahun 2017, orang Indonesia menghabiskan waktu melihat gawai sekitar sembilan jam perharinya.
Statistik hasil survei BPS tahun 2015, anak Indonesia usia dini yang suka membaca hanya ada 13,11 persen, sedangkan yang menonton televisi ada 91,47 persen.
Sementara pada tahun 2018, Nielsen Media Research menemukan orang Indonesia yang mendengarkan radio 2 jam 11 menit, membaca majalah 24 menit, membaca koran 31 menit. Sedangkan berselancar di internet 3 jam 14 menit, dan menonton televisi 4 jam 53 menit per hari.
Kebiasaan membaca menghadapi tantangan yang besar, tanpa adanya koordinasi serta gerakan bersama, menumbuhkan tradisi membaca buku sangat sulit diwujudkan.
Literasi adalah kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Dari beberapa sumber, disebutkan kemampuan literasi juga meliputi kemampuan seseorang dalam hal menghitung, berbahasa serta memecahkan suatu masalah.
Berandai-andai, bila Anda ikut menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari OECD di atas, berapakah nilai yang Anda dapatkan?
Jika Anda mendapat nilai 1, berarti kemampuan literasi atau membaca Anda kurang baik. Kalau Anda mendapatkan nilai 5, berarti kemampuan Anda bagus.
Para ahli OECD itu menyimpulkan orang yang tingkat literasinya rendah berkaitan dengan risiko kesehatan yang memburuk dan menjadi pengangguran.
Sebaliknya, mereka yang tingkat literasinya lebih tinggi cenderung mempunyai penghasilan yang lebih baik ketimbang yang tingkat literasinya lebih rendah.
Jadi, mengapa tidak kita tingkatkan kemampuan ini?