Di saat pandemi korona sekarang ini umat Muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia merayakan ibadah puasa Ramadhan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.Â
Berbagai aturan social distancing dan lockdown harus ditaati oleh semua orang demi menjaga dan memelihara keamanan dalam memutus rantai penularan Covid-19.
Ada kabar yang mencuri perhatian dari seorang wanita kelahiran Taiwan. Dia adalah Jackie Yi-Ru Ying (54 tahun), seorang ilmuwan lulusan bidang Nanoteknologi dan Bioengineering dari Massachusetts Institut of Technology (MIT) di MITÂ Amerika Serikat. Ketika lulus, Ying menjadi profesor termuda, yaitu 35 tahun (2001).
Profesor Jackie Ying saat ini mengepalai laboratorium Nano Bio di Agency for Science, Technology, and Research (A Star) Singapura.
Yang mencuri perhatian darinya, Jackie Ying seorang peneliti berhijab yang diklaim Singapura sebagai penemu alat yang kita kenal sekarang dengan Rapid Test virus Covid-19.
Alat Tes Cepat Covid-19 yang ditemukannya dapat menunjukkan hasil pemeriksaan tercepat di dunia, hanya dalam waktu 5 menit.
Direktur Eksekutif A Star, Frederick Chew, menantang Ying dan asisten-asistennya untuk membuat alat itu.
Alhasil, atas tantangan tersebut, profesor Ying dan rekan-rekannya berhasil membuat alat tersebut setelah bekerja selama enam minggu tanpa henti.
Tak pelak atas penemuannya itu, Ying dinobatkan sebagai penemu ilmiah oleh NAI (National Academy of Inventors) di Inggris. Ying menjadi satu dari 155 ilmuwan yang menerima gelar kehormatan tersebut dari NAI.
Kendati menjalani masa kecil di Taiwan, akan tetapi kemudian Ying menjadi warga negara Amerika Serikat. Ying dibesarkan di dua kota, New York dan Singapura.
Pada usianya yang ke 7 tahun, Ying pindah ke Singapura mengikuti ayahnya yang bekerja dan diangkat sebagai dosen senior di Universitas Nanyang bidang Sastra Cina.