Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

PSSI Menggelar Rapat untuk Merespon Sanksi FIFA

9 Januari 2020   11:15 Diperbarui: 9 Januari 2020   11:30 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia dijatuhi sanksi dan denda oleh FIFA (borneonews.co.id)

Derita Timnas Indonesia semakin bertambah. Setelah babak belur di lima laga yang sudah dijalani di kualifikasi Piala Dunia 2020 Grup G, Indonesia juga dijatuhi denda tambahan berupa larangan tanpa penonton ketika menjamu Uni Emirat Arab pada 31 Maret 2020 nanti, serta denda berupa uang sebesar Rp 2,85 miliar (200 franc).

Hal tersebut dikarenakan, para pemain Indonesia mengulur-ulur waktu kick off saat akan bertanding melawan Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada 19 Nopember 2019 lalu. Selain itu, para suporter Indonesia juga dinilai melakukan pengrusakan, melemparkan benda-benda berbahaya, dan menyalakan kembang api.

Sebelumnya PSSI juga pernah dijatuhi denda oleh FIFA berupa uang sebesar Rp 643 juta (45 franc) karena para bobotoh Indonesia melakukan tindakan pelemparan kepada suporter Malaysia di tribun Stadion Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, ketika Indonesia menjamu Malaysia pada 5 September 2019 lalu.

Mau tidak mau, PSSI harus merogoh kocek Rp 3,5 miliar (245 franc) untuk membayar denda uang.

Indonesia merupakan negara terburuk di di Grup G kualifikasi Piala Dunia 2020, dari lima laga yang sudah dimainkan ke semuanya berakhir dengan kekalahan. Timnas Indonesia menjadi juru kunci, defisit 13 gol (hanya memasukkan 3 gol dan kemasukan 16 gol).

Melawan Malaysia 0-2, 2-3. 

Melawan Vietnam 1-3.

Melawan Uni Emirat Arab 0-5.

Melawan Thailand 0-3.

Hal tersebut menjadikan Simon McMenemy dipecat dari kursi kepelatihannya. Indonesia sendiri sudah mendapatkan pengganti McMenemy, yaitu Shin Tae-yong asal Korea Selatan.

Di tangan mantan pelatih Timnas Korea Selatan itu diharapkan persepakbolaan Indonesia mengalami perubahan positif. Di kualifikasi Piala Dunia 2022, Indonesia tinggal menyisakan tiga laga lagi.

Melawan Thailand pada 26 Maret, UEA 31 Maret, dan Vietnam 4 Juni 2020.

Sudah babak belur, kena sanksi dan denda pula.

Malaysia sendiri mendapat sanksi yang lebih ringan berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan pada saat laga 19 Nopember 2019 itu. Malaysia dikenai denda Rp 717 juta (50 ribu franc). 

FIFA juga menjelaskan alasan-alasan mengapa Indonesia dan Malaysia dijatuhi sanksi dan denda sebesar itu.

Kendati Wakil Ketua PSSI, Cucu Sumantri, mengakui belum menerima resmi surat berisi denda dan sanksi tersebut dari FIFA, tetapi Cucu mengatakan akan mengadakan rapat pada Kamis (10/1/2019) dengan para pejabat PSSI terkait pemberian denda dan sanksi tersebut.

Selain dua peristiwa itu (di GBK dan Bukit Jalil), denda dan sanksi FIFA juga sudah memperhitungkan pelanggaran yang dilakukan para pemain Indonesia saat menjamu Thailand pada 10 September 2019. Para pemain Indonesia saat itu, dianggap FIFA mengulur-ulur waktu kick off.

Memasuki tahun 2020 ini, Indonesia menatap baru persepakbolaan dengan didatangkannya Shin Tae-yong sebagai coach manager yang berniat membenahi persepakbolaan Indonesia secara menyeluruh.

Bukan hanya soal teknis yang harus dibenahi, tapi soal kedewasaan para suporter dan pemain juga harus diperhatikan, jangan sampai PSSI dijatuhi denda dan sanksi lagi terkait ulah suporternya. Yang mana sanksi dan denda akan merugikan tentunya.

Ambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi dan jangan sampai terulang kembali. Indonesia harus belajar dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun