Karena harganya yang relatif terjangkau, mie instan selalu menjadi favorit untuk dikonsumsi, apalagi ketika musim hujan tiba.
Cara membuat semangkuk mie instan juga mudah dan praktis, kerap menjadi pilihan saat lapar.
Akan tetapi beberapa penelitian, makan mie instan terlalu banyak dapat berisiko kepada kesehatan.
Ini dikarenakan mie instan banyak mengandung garam. Studi yang dilaporkan pada 2014 di American Journal of Hypertension mengungkapkan mengkonsumsi natrium yang terlalu banyak dapat menyebabkan gangguan kesehatan, terutama hipertensi.
Studi lain yang dimuat di Journal of Nutrition menyebutkan mie instan mempunyai risiko yang tinggi menyebabkan penyakit-penyakit metabolic syndrome, seperti stroke, diabetes, jantung, HDL rendah, dan hipertensi.
Mie instan juga sulit dicerna, bahan-bahan pengawet yang terdapat dalam mie instan dapat menimbulkan diare, asma, dan kecemasan. Kadar gula darah juga akan terganggu, jika mie instan dikonsumsi terlalu cepat.
Berawal dari situ, Ruhul Fadila, seorang mahasiswi jurusan Farmasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, iseng-iseng mencoba membuat mie instan, makanan populer, tapi yang bisa bermanfaat untuk kesehatan.
Ruhul menceritakan, pada semester 6, dia diberi tugas untuk membuat makanan yang memiliki manfaat kesehatan. "Saya pun lalu membuat biskuit dan kukis," kata Ruhul.
Oleh karena mie instan lebih populer, timbul ide Ruhul untuk mencoba membuat mie instan yang bermanfaat buat kesehatan.
Bersama dosen dan tiga orang temannya, Ruhul berdiskusi tentang ide tersebut. Mereka pun membolak-balik literatur mencari bahan-bahan yang bisa mengontrol kadar gula darah.
Ruhul lantas menemukan air putih, buah labu serta sedikit terigu sebagai bahan dasar pembuatan mie. Sedangkan bumbunya dipilih bawang putih, merica, dan ketumbar.
