Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Studi, Badminton Bermanfaat Melatih Kecerdasan Otak

10 September 2019   07:00 Diperbarui: 10 September 2019   07:07 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Studi terbaru menyimpulkan, olahraga badminton bermanfaat untuk melatih kecerdasan otak (id.wikihow.com)

Di bidang soal juara menjuarai olahraga, khususnya badminton, atau yang di negeri ini dikenal bulutangkis. Atau sebagian kecil juga ada yang menyebutkan olahraga tepak bulu.

Indonesia boleh dan layak disebut jagonya olahraga badminton ini. Dunia pun sudah tahu, dan mengenal Indonesia, salah satunya karena Indonesia memang jagonya sejak dulu kala.

Dalam kesehatan, olahraga memang bermanfaat untuk tubuh. Terkait dengan itu, olahraga yang populer di negara kita, badminton, dilaporkan dalam studi ternyata bisa bermanfaat untuk melatih kecerdasan otak.

Shinji Takahashi, Ketua Tim Peneliti dari Tohoku Gakuin University, mengatakan badminton menuntut si pelaku kemampuan untuk mengambil keputusan bergerak ke arah mana kok akan tiba, dan tubuh harus menyesuaikan untuk menepaknya.

Jurnal PLOS One melaporkan hasil studi tersebut. Para partisipan diminta untuk mencocokkan kata-kata dengan gambar. Hasilnya, setelah 10 menit bermain badminton, sekitar 20 partisipan dewasa mengalami peningkatan kognitif.

Dalam studi, para partisipan juga diminta untuk berlari di treadmill.

Para peneliti menulis dalam Daily Mail, Senin (9/9/2019), "Area otak yang terkait fungsi eksekutif dapat diaktifkan di olahraga badminton,".

Para ahli tersebut juga menyimpulkan, olahraga badminton yang menuntut kemampuan kognitif untuk memainkannya punya efek besar kepada fungsi eksekutif otak.

Peneliti menambahkan, masih dibutuhkan riset lebih lanjut untuk memastikan efek yang sama dari olahraga badminton yang dilakukan dalam jangka panjang.

Dampak baik lainnya dari olahraga badminton dapat Anda simak dari penelitian lain. 

Pada kurun waktu 1994 hingga 2008 dilakukan survei terhadap 80.000 orang. Mereka diteliti, manakah dari berbagai macam olahraga atau aktivitas yang paling berdampak positif untuk mencegah kematian dini, stroke, dan jantung.

Para peneliti mensurvei terlebih dahulu olahraga/aktivitas fisik apa yang biasa mereka lakukan dan seberapa sering.

Jawaban partisipan bermacam-macam, ada yang suka tenis, badminton, rugbi, aerobik, berenang, naik sepeda, jalan kaki, dan berkebun.

Data dikumpulkan. Para peneliti menelaah perkembangan kesehatan mereka selama rerata sembilan tahun. Dari situ diketahui, sekitar 2000 orang meninggal karena stroke dan jantung. Dan 8000 partisipan meninggal karena berbagai hal.

Hasil akhir dibandingkan. Didapati, tiga besar aktivitas atau olahraga yang paling minim berisiko untuk meninggal dini. Ketiga olahraga atau aktivitas yang paling minim risiko tersebut, raket (badminton atau tenis) nomor satu, diikuti yang kedua olahraga berenang, dan yang ketiga adalah olahraga aerobik.

Olahraga raket didapati persentase 47% minim risiko kematian dini, olahraga berenang 28 persen minim risiko kematian dini, dan aerobik 27 persen minim risiko kematian dini.

Sementara itu, untuk yang paling minim berisiko terkena stroke dan jantung, didapati sama (dengan kematian dini), yaitu yang pertama olahraga dengan raket, kedua berenang, dan ketiga aerobik. 

Persentasenya adalah 56 persen minim risiko jantung dan stroke berolahraga raket dibandingkan dengan olahraga lain. 41 persen untuk berenang dan 36 persen untuk aerobik.

Kendati tiga besar aktivitas paling berdampak bagi kesehatan: raket, renang, aerobik. Namun hal tersebut bukan berarti olahraga lain tidak bermanfaat.

"Riset ini jangan diinterpretasikan kalau bermain bola atau lari tidak dapat melindungi dari penyakit jantung," jelas Profesor Tim Chico, ahli radiologi, dari Sheffield University.

Hasil studi tersebut lantas dipublikasikan di British Journal and Sports Medicine.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun