Dalam jumpa pers yang diadakan di Senayan, Jakarta, Jum'at (6/9/2019), Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria menyadari dan akan menerima sanksi yang akan diterapkan kepada Indonesia perihal kerusuhan yang terjadi saat laga kualifikasi putaran kedua Piala Dunia 2022 zona Asia Grup G.
Sejumlah suporter Indonesia membuat malu, dengan melakukan penyerangan kepada suporter Malaysia yang hadir di tribun Gelora Bung Karno.
Ratu Tisha mengatakan sudah ada aturan FIFA. "PSSI akan tunduk dan menerima segala keputusan tersebut," ujar Tisha.
Tisha menghimbau agar kita bersifat fair play, menerima kekalahan dan menghormati yang menang. Pun fair play menerima sanksi.
Calon Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, mengharapkan FIFA tak menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.
Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu mengatakan kericuhan harus dijadikan untuk pelajaran.
Mengenai potensi hukuman apa yang akan diberikan, Iwan Bule mengatakan bisa berupa larangan bermain kandang. "Tapi semoga tak demikian," katanya.
Iwan juga menambahkan, kita mau mencalonkan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2021, tentu tidak mudah menggelar laga itu. "Harus dijadikan pelajaran," katanya.
Menteri Olahraga Malaysia, Syed Saddiq, yang turut langsung menyaksikan laga di GBK menegaskan bahwa kekerasan tidak dapat ditoleransi, untuknya FAM (Federasi Sepakbola Malaysia) akan membuat laporan ke FIFA.
Potensi apa hukuman akan dikenakan.
Pada 2016, FIFA menjatuhkan denda kepada 11 negara (termasuk di antaranya Chile, Brasil, Argentina, dan Italia) atas tindakan tidak suportif dan diskriminatif pendukung masing-masing di kualifikasi Piala Dunia 2018.