Sejumlah data menunjukkan kalau negeri kita tergolong ke negara yang paling korup sedunia. Korupsi merajalela di seluruh lapisan, dari tingkat tinggi hingga ke bawahnya.
Secara psikis, korupsi sama saja dengan mencuri. Korupsi dalam bentuknya, selain mencuri uang atau barang yang bukan haknya, ada juga korupsi waktu.
Jika di negara kita ada satu lembaga yang disebut KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Tugasnya tentu untuk memberantas semua bentuk korupsi dari semua kalangan, dari mulai politisi, pengusaha, petugas polisi, dan sebagainya.
Dilihat data dari KPK, kasus korupsi yang ditangani lembaga ini mengalami kenaikan secara signifikan dari tahun ke tahun. KOMPASÂ menyebut, jika di tahun 2017 KPK membenahi 121 perkara korupsi, maka jumlah itu di tahun berikutnya naik 199 perkara korupsi. Sedangkan sebelumnya, di tahun 2016 ditangani 99 perkara.
Merunut data KPK, modus korupsi yang paling banyak ditemukan adalah perkara suap, lantas disusul oleh perkara pengadaan barang dan jasa, dan ketiga besar adalah penyalahgunaan wewenang.
Belum diketahui, individu profesi si pelaku korupsi, apakah dari politisi, pejabat daerah, dan sebagainya.
Dari sejumlah perkara yang sudah ketahuan, saya yakin masih banyak lagi perkara yang belum terpantau, jumlahnya banyak.
Sehubungan dengan itu, sila Anda simak sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat untuk mengetahui seseorang politisi itu, apakah ia bersifat koruptif, atau tidak bersih.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di California Institute of Technology, AS itu dilakukan dengan cara sebanyak 100 partisipan diperintahkan menebak karakter politisi hanya dengan melihat foto saja.
Sebanyak 72 politisi kulit putih ditampilkan dalam format foto hitam-putih berukuran sama semua. Ke semua 72 politisi itu berpose sama, yaitu tersenyum menghadap kamera.
Partisipan diminta memberikan penilaian kepada foto-foto tersebut, apakah politisi itu murah hati, dapat dipercaya, egois, tidak jujur, atau koruptif.
