Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi dan Filsafat Jawa, Bagaimana Anda Mengartikan?

23 Juli 2019   06:00 Diperbarui: 23 Juli 2019   06:44 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lamun sira sekti, aja mateni (tagar.id)

Menjelang beliau resmi menjalankan pemerintahan baru, Jokowi jilid II bareng KH Ma'ruf Amin, sang Wakil Presiden, beserta para pembantunya, Presiden petahana bertutur sebuah kalimat bijak.

Petahana mengungkapkan pepatah tersebut pada video berdurasi 15 detik yang tayang pada akun Twitter resmi beliau, Jum'at (19/7/2019). Dilatarbelakangi tayangan sesosok tokoh wayang memberikan sejumput padi ke seseorang lelaki bertelanjang dada, petahana bertutur lamun sira sekti, aja mateni. Karena Pak Jokowi orang Jawa, dalam bahasa Indonesia, itu bermakna kendati Anda kuat, janganlah suka menjatuhkan.

Bagaimana Anda menafsirkan pepatah itu dalam kaitan beliau sebagai seorang pemimpin bangsa?

Baik, tiada salah adanya, Anda mendengarkan apa yang dijelaskan Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI-P. Dalam hal tersebut, Hasto menanggapi lamun sira sekti, aja mateni, bermakna Presiden bertutur pesan kemanusiaan. "Walau bagaimana juga, sebuah kekuasaan tidak boleh digunakan untuk menindas," katanya, Sabtu (20/7/2019) di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.

Kita dan sekjen PDI-P merasa beruntung, Indonesia mempunyai seorang pemimpin yang semangat kemanusiaan dan semangat turun ke bawah bareng wong cilik. Oleh karenanya, kebijakan-kebijakan yang ditetapkan Pak Jokowi bertujuan untuk mengantarkan rakyat kepada kemerdekaan dan kebahagiaan.

"Ya, kita beruntung punya Pak Jokowi, beliau terbuka kepada penderitaan masyarakat. Sebagaimana semangat yang sudah dilakoni Soekarno dan Ibu Megawati," katanya.

Hasto mencontohkan pemimpin kedua RI Soeharto yang pada akhirnya digulingkan oleh rakyat sesudah berkuasa selama 32 tahun, seorang pemimpin akan kokoh serta dicintai rakyat bila tidak berbuat sewenang-wenang menyalahgunakan kepercayaan.

"Pelajaran dari dilengserkan nya Soeharto, sangat penting. Seorang pemimpin ada di hati rakyat karena kebijakannya. Tidak menyalahgunakan kekuasaan," kata Hasto.

Pada Sabtu (20/7/2019) lalu, Hasto menggelar pementasan wayang dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun PDI Perjuangan yang ke 46, sekaligus tasyakuran atas kemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.

Bukan saja di Twitter, petahana juga memposting wayang Gatotkaca yang berjabat tangan dengan seorang rakyat. Di Instagram, Gatotkaca nampak mempersembahkan sejumput padi di tangan kirinya.

Dilihat dari politik, Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Kepresidenan Eko Sulistyo, mengatakan sebagai seorang pemenang, Jokowi tidak jemawa dan pantang merendahkan yang kalah (menang tanpa bersorak). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun