Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sebaiknya Jokowi Tidak Mengangkat Menteri Milenial di Bidang Ekonomi

14 Juli 2019   06:00 Diperbarui: 14 Juli 2019   12:14 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang beralihnya pimpinan baru pemerintahan pada bulan Oktober 2019 ini, Presiden terpilih hasil Pilpres 2019 tentu sudah ancang-ancang memilah, memilih, juga sudah mengantongi nama-nama sejumlah menteri yang akan membantu Presiden bergabung di Kabinet Indonesia Kerja periode 2019-2024.

Santer diberitakan di media beberapa kalangan mencoba memilah serta memprediksi nama-nama siapa saja yang akan duduk membantu Jokowi nantinya.

Mereka yang akan masuk jajaran kabinet Jokowi dipertimbangkan dengan berbagai cara, seperti asas keadilan, dari kalangan atau profesi, menteri yang tidak berprestasi di kabinet yang ditinggalkan, atau menteri yang bermasalah dengan hukum, dsb.

Mereka tentu harus bersinergi dan memiliki payung hukum, dapat bekerjasama antara lembaga dan kementerian untuk melaksanakan kebijakan Pak Jokowi dalam menjalankan pemerintahannya.

Sementara dari kalangan yang berkecimpung di dunia perekonomian, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listyanto menyebutkan ada tiga kementerian yang harus mendapatkan perhatian dari Jokowi. Ketiga kementerian yang dimaksud adalah Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian.

Eko menjelaskan. 

Kementerian ESDM. Menurutnya sektor perekonomian tidak bisa tumbuh jika tidak ditopang oleh energi. Apabila Indonesia mengalami kekurangan stok minyak di dalam negeri, tentu akan berimbas kepada impor. Jika ada ketergantungan kepada impor, maka kestabilan perekonomian bakal tergoyang.

Dampak buruk, pemerintah bakal didemo kalau menaikkan BBM. Kalau tidak dinaikkan, APBN terganggu. Nilai tukar rupiah menjadi tidak stabil.

Sektor perdagangan. Memegang peranan penting di saat situasi perang dagang, juga untuk memperbaiki neraca ekspor-impor Indonesia. "Situasinya kan lagi ngga bagus sekarang," ujar Eko.

Jika diurutkan, Eko memilih perindustrian yang nomor satu, kemudian perdagangan nomor dua, ketiga ESDM. Menurut Eko, perindustrian salah satu kunci perekonomian di pemerintahan ke depannya. Perindustrian mempunyai peran sentral untuk mendorong industri lagi. "Tapi ditunjang sektor lain," papar Eko.

Sementara itu, sosok menteri yang akan memimpin Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian mendapat sorotan dari dunia usaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun