Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Beras RI Tidak Bisa Diekspor karena Mahal

11 Juli 2019   06:00 Diperbarui: 11 Juli 2019   06:33 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stok beras 2,4 juta ton terancam membusuk, mau dikemanakan? (riaumandiri.co)

Senarai dengan imbauan Presiden Jokowi yang dicetuskan pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (8/7/2019) bahwa kurun Januari hingga Mei 2019 neraca perdagangan kita masih defisit 2,141 miliar dolar AS, Presiden Jokowi memberikan PR kepada jajarannya untuk membalikkan defisit tersebut menjadi surplus di sektor migas dan non-migas.

Masih berkaitan dengan upaya ekspor, Indonesia masih berkendala untuk mengekspor beras. Pasalnya, harga beras kita mahal dibandingkan dengan harga beras dari negara-negara lain, semisal Thailand, Vietnam, Myanmar, atau Kamboja.

Masalah kini juga muncul pada persediaan/stok beras kita. Saat ini 2,4 juta ton beras menumpuk di gudang Bulog. Beras itu harus diselamatkan, salah satunya dengan diekspor, karena beras itu terancam busuk kalau dibiarkan terus.

Wacana usulan agar beras itu diekspor datang dari Dirut Bulog Budi Waseso. 

Mengenai wacana tersebut, Perpadi (Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia) angkat bicara.

"Kalau diekspor, ya, ga bisa, harga beras kita mahal ketimbang Filipina, India, Cina, Thailand, dan Vietnam. Untuk ekspor, kurang tepat, susah," kata Rusli Abdullah, pengamat pangan dari INDEF (Institute for Development of Economics and Finance), Selasa (9/7/2019).

Selain mahal, adanya surplus beras di dalam negeri belum mencukupi untuk ekspor. "Surplusnya juga masih sedikit,".

Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso mengatakan untuk ekspor itu masih jauh jalannya, karena sekarang kita masih terbelit masalah mendasar pertanian. Tapi bukan mustahil, suatu saat bisa.

Sutarto menyebutkan masalah mendasar itu tentang masalah lahan serta infrastruktur pertanian.

Mengapa harga beras RI mahal?

Dikutip dari FAO (Food and Agriculture Organizations) harga beras internasional kualitas bawah dari Vietnam per kg adalah Rp 5.324 (Juni 2019) sedangkan beras Thailand berharga Rp 5.395 per kg (Juni 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun