Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Argentina Masih Negara Sepak Bola

25 Juni 2019   07:00 Diperbarui: 25 Juni 2019   09:32 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Argentina masih negara sepakbola. Pasalnya mereka sukses mewujudkan optimismenya mengalahkan juara Asia 2019, Qatar. Kalah berarti mereka tersingkir.

Karena mereka baru mengumpulkan satu poin dari hasil imbang melawan Paraguay di Grup B Kejuaraan Copa America 2019 babak penyisihan.

Pada laga yang digelar pada Senin (24/6/2019) dinihari WIB di Arena do Gremio, Porto Alegre, Brasil itu, Albiceleste menundukkan Qatar dengan 2-0. Dan dengan demikian, Argentina bebas dari telur di ujung tanduk, lolos ke delapan besar Copa America 2019.

Kalah berarti tersingkir, membuat Argentina langsung membuat kurungan di daerah pertahanan Qatar sejak kick off. Laga baru bergulir empat menit, Lauro Martinez membuat Argentina unggul 1-0.

Kendati underdog, Qatar cukup memberikan perlawanan yang berarti, sehingga permainan berjalan cukup berimbang. Berkali-kali juara Asia 2019 menebar ancaman ke gawang Argentina yang dijaga Franco Armani.

Sementara di babak kedua, kelihatan Argentina lebih banyak mengontrol jalannya pertandingan. Albiceleste menggandakan keunggulan menjadi 2-0 lewat aksi Sergio Aguero di menit ke 88.

Kemenangan ini sudah cukup mengantarkan mereka lolos ke delapan besar dengan menjadi runner-up Grup B, di bawah Kolombia yang menjadi juara Grup B dengan nilai sempurna. Kolombia mengalahkan Paraguay 1-0.

Kemenangan atas Qatar sekaligus menjawab tantangan para analis bahwa Argentina seperti seorang pesakitan, dimana Argentina merupakan gabungan para pemain bintang dari klub-klub yang merantau pada sepuluh negara di dunia..

Argentina akan disebut "gila" jika tidak sampai lolos ke babak knock-out. Mereka kalah 0-2 dari Kolombia dan nyaris kalah juga dari Paraguay.

Koran sepakbola Argentina Ole menyebutkan Argentina di tangan pelatih anyar Lionel Scaloni seperti kehilangan jati dirinya, mereka tersesat.

Sejauh itu, mereka hanya mampu mencetak satu gol, itupun lewat penalti ketika 1-1 lawan Paraguay.

Barisan penyerang Albiceleste tumpul, tidak ada kemantapan di bagian tengah, bek mereka pun sering berbuat ceroboh.

Adapun media internasional mengibaratkan Tim Tango sebagai narapidana penghuni penjara. Para bintang di klub-klub besar seperti Messi dkk ibarat narapidana yang mengenakan kostum putih-biru langit khas napi. 

Semenjak terakhir kali juara Copa America 1993 di Ekuador mereka tidak pernah lagi mengangkat trofi apa pun setelahnya.

Media dalam negeri, mempersalahkan pelatih Scaloni yang meninggalkan tiki taka khas Argentina. Scaloni juga dikritik karena terlampau banyak membawa para pemain debutan, seumpama Lautaro Martinez dan Giovani Lo Celso.

Maksud regenerasi yang dilakukan Scaloni memang sah-sah saja untuk mengantisipasi masa depan Albiceleste. Namun, kini terjadi "perang regenerasi" seumpama Messi dan Angel Di Maria dengan pendatang anyar seumpama Martinez.

Akan tetapi keyakinan Lionel Messi akhirnya pun terbukti, Albiceleste lolos ke delapan besar. "Kegilaan" pun berubah menjadi hal yang positif. "Kami berharap kemenangan atas Qatar tadi dapat lebih membawa kepercayaan diri kami selanjutnya," ujar Lionel Messi.

Lionel Messi pun yakin timnya dapat mengembangkan diri lebih di babak selanjutnya. Lionel Messi berharap, negaranya dapat menjadi juara Copa America 2019. Gelar pertama Messi di level internasional.

Argentina akan berhadapan dengan Venezuela di delapan besar pada Sabtu, 29 Juni dinihari WIB. Jika menang, Argentina berpotensi berhadapan dengan Brasil di semifinal. 

Setelah diketahui kepastian Argentina lolos dari lubang jarum, melangkah ke babak knock-out, saya sempat berseloroh dengan Pak Hendro Santoso, penulis olahraga di Kompasiana. Pak Hendro menulis artikel tentang kemenangan Argentina atas Qatar.

Saya pun mengomentari tulisannya, "Argentina masih negara sepakbola ya, Pak?"

Hal tersebut saya tanyakan ke Pak Hendro, karena saya teringat pada lagunya The Changcuters "Hijrah ke London". Sebagian liriknya menuliskan sebagai berikut:

"Kau berkelana, ke negara sepakbola,

Bukan Italia, bukan juga Argentina..."

Italia, Argentina, dan London disebutkan The Changcuters sebagai negara sepakbola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun