Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ryamizard: Jangan Sampai Saya Turun Tangan

31 Mei 2019   07:51 Diperbarui: 31 Mei 2019   08:04 2082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah seorang Ryamizard Ryacudu yang mengatakan bahwa yang membuat kekacauan belakangan ini merupakan teman-temannya sendiri, bukan musuh. Menurut Jenderal TNI ini, musuh bangsa sebenarnya adalah para teroris.

Menteri Pertahanan memohon semua pihak yang tidak bisa menerima hasil Pilpres 2019 jangan membuat perbuatan-perbuatan anarkis dengan memobilisir massa menciptakan ketidakamanan. Segala bentuk kekerasan khususnya yang terjadi sekitar 21-22 Mei 2019 hanya akan berdampak merugikan rakyat.

Sorotan Menhan Ryamizard terhadap aksi rusuh membuat susah bukannya kubu 01 atau 02, tapi yang termakan adalah rakyat sendiri.

Jika polisi mengalami kesulitan mengatasi situasi, atau enggan berurusan dengan tokoh-tokoh berpengaruh di aksi rusuh belakangan ini, maka tanpa kompromi, dia sebagai TNI akan turun tangan sendiri. "Saya ini alat pertahanan negara, jangan sampai memaksa saya turun tangan. Kalau sudah turun, maka tidak ada kompromi lagi. Tidak ada negosiasi lagi," ujar Sang Jenderal.

Untuk itu, dia meminta semua pihak menjaga ketertiban. "Yang susah bukan 02 atau 01, kasihan rakyat. Masa negara demokrasi mau bunuh-bunuhan," tegas Ryamizard.

Menhan sontak angkat bicara mengenai adanya skenario rencana pembunuhan terhadap empat tokoh nasional dan seorang pimpinan sebuah Lembaga Survei Indonesia. 

Sudah diketahui publik, keempat tokoh nasional yang menjadi sasaran pembunuhan itu bisa disebutkan mereka adalah: Wiranto Menko Polhukam, Luhut Binsar Pandjaitan Menko Maritim, Gories Mere Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan, dan Kepala Bidang Intelijen Negara Budi Gunawan. Sementara nama pimpinan LSI belum diungkapkan.

Perasaan sedih dirasakan Menhan Ryamizard melihat aktor-aktor yang berbuat makar terhadap negara belakangan ini. Kesedihan beliau dikarenakan aktor-aktor tersebut tidak lain adalah senior dan yunior dari Jenderal.

Ryamizard mengatakan sebagai sesama purnawirawan, kakak-kakak dan adik-adiknya yang sudah mengabdi kepada negara selama puluhan tahun kini diperiksa sebagai tersangka kasus makar.

"Banyak mereka yang gugur di Timor-Timur, Papua, sampai Aceh. Nah, purnawirawan ini adalah sisa-sisa yang belum gugur, sekarang makar," ujar Ryamizard di kantornya, Jalan Merdeka Barat, Jakpus, Kamis (30/5/2019).

Senior, yunior, kakak, adik, atau sesama purnawirawan yang membuat sedih Ryamizard itu bisa disebutkan antara lain adalah mantan Kepala Staf Kostrad TNI AD Mayjen (Purn) Kivlan Zen dan mantan Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Soenarko.

Kivlan Zen diduga melakukan makar dan hoaks dan kepemilikan senpi ilegal. Soenarko kepemilikan senpi.

Mereka adalah teman-teman dari Jenderal Menhan Ryamizard sendiri. Ryamizard menyatakan dirinya tidak akan memihak kepada kubu 02 atau 01, namun dia akan lebih mementingkan kemaslahatan bangsa dan negara. "Sebagai Menhan, saya berdiri di atas semua pihak, akan selalu berpikir positif," 

Mengenai rekannya Soenarko, Ryamizard menilai senjata milik temannya bukanlah hasil selundupan.

Ryamizard menjelaskan, Soenarko memang seorang yang suka perang. Jadi, senjata-senjata itu memang sudah ada dari dulu. "Dia kan perang terus, di Aceh, Tim-tim, dsb. Itu senjata dari situ," ujarnya.

Ditanya pendapatnya tentang keterlibatan Soenarko dalam aksi 22 Mei, Ryamizard enggan berbicara banyak. Kalau memang benar, itu bukan hal yang baik.

Menhan Ryamizard mengingatkan, Ramadan adalah bulan penuh Rahmat, harus berbuat lebih banyak kebaikan. Dimana segala perbuatan yang dilakukan di bulan puasa mendapat pahala yang berlipat ganda.

"Ramadan harus mencari pahala sebanyak-banyaknya. Jangan sampai pahala kita hilang di bulan puasa ini. Saya tidak suka terjadi kerusuhan-kerusuhan. Semoga cuma yang kemarin (21-22 Mei) saja. Tidak ada lagi yang lain," kata Menhan Jenderal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun