Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Raket

Indonesia Memastikan Satu Gelar Juara

27 Januari 2019   00:01 Diperbarui: 27 Januari 2019   00:07 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari lima wakil yang tampil di semifinal, Indonesia berhasil menempatkan tiga wakilnya di final turnamen Indonesia Masters 2019.

Ganda campuran Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir menyingkirkan ganda Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di semifinal.

Dalam laga di Istora Senayan Jakarta, Sabtu (26/1/2019) Tantowi/Liliyana mendepak Peng Soon/Liu Ying dengan dua gim langsung 22-20 dan 21-11.

Di gim pertama, pasangan negeri Jiran mampu mengimbangi Tantowi/Liliyana. Namun Tantowi/Lilyana menang tipis 22-20.

Gemuruh penonton Istora membuat Peng Soon/Liu Ying banyak melakukan kesalahan sendiri di gim kedua.

Liliyana Natsir mengatakan, di gim pertama ketika terjadi poin-poin kritis, dia dan Owi tampil tenang. Sedangkan gim kedua, Liliyana menyebutkan pasangan Malaysia itu terpengaruh gemuruh penonton Istora sehingga mental mereka turun.

Dengan hasil tersebut, Owi/Butet masih menang rekor pertemuan 11-1 atas Peng Soon/Liu Ying. Satu-satunya kekalahan Owi/Butet terjadi di Cina Terbuka.

Di final, Owi/Butet akan berhadapan dengan Zheng Siwei/Huang Yaqiong dari Cina. Ini menjadi kesempatan Lilyana untuk menorehkan tinta emas di akhir karirnya. Setelah ajang ini, Liliana Natsir akan gantung raket.

Ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga sukses ke final setelah di di empat besar menundukkan ganda Cina Han Chengkai/Zhou Hao Dong dengan dua gim langsung 22-20 dan 21-11.

Sesuai laga yang memakan waktu 34 menit itu, Hendra/Ahsan menyebutkan bahwa kunci kemenangan mudah yang diraihnya adalah karena lawan banyak melakukan kesalahan sendiri.

Ahsan juga menyebutkan bahwa mereka menerapkan pola permainan yang sama kemarin ketika mengalahkan ganda nomor dua dunia dari Cina. "Mereka jadi tidak nyaman, di lapangan juga banyak angin," kata Ahsan.

Kemenangan ini sekaligus menciptakan "All Indonesian Final" di ganda putra. Karena Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon juga maju ke final setelah mengalahkan ganda Denmark Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen.

The Minions menang dua gim langsung atas Astrup/Rasmussen dengan skor 21-18 dan 21-13 di empat besar.

Laga di gim pertama berjalan sengit, tapi ganda nomor satu sejagat ini mengakhiri gim pertama dengan skor 21-18 dalam tempo 20 menit.

Di gim kedua, pemain badminton terbaik dunia tahun 2017 dan 2018 itu terlambat panas. Astrup/Rasmussen unggul 9-5. Akan tetapi, The Minions terus mengejar.

Kevin/Marcus tidak memberikan kesempatan lawan untuk mengembangkan permainan. Ganda nomor wahid dunia ini menutup gim kedua dengan skor 21-13.

Kemenangan menjadikan rekor pertemuan menjadi 7-1 untuk keunggulan Kevin/Marcus. Satu-satunya kekalahan terjadi di Indonesia Open 2017.

Sementara Jojo, panggilan akrab Jonatan Christie harus terhenti di semifinal karena kalah melawan pemain Denmark Anders Antonsen dua gim 21-18 dan 21-16.

Jojo sempat memimpin 14-10 di gim pertama, namun pemain jangkung Antonsen mampu menyusul dan mengakhiri gim pertama dengan 21-18.

Pemain berusia 21 tahun asal Denmark itu pun memenangi gim kedua dengan 21-16 dan sekaligus melangkah ke final dan akan menantang Kento Momota. Pemain nomor satu Momota melangkah ke final setelah mengalahkan pemain Denmark lainnya, Victor Axelsen.

Greysia Polii/Apriyani juga terhenti di semifinal. Lagi-lagi dari ganda Jepang. Kali ini Greysia/Apriyani menyerah dari ganda Jepang berperingkat dua dunia, Misaki Matsumoto/Ayaka Takahashi dengan rubber set 22-20, 20-22, dan 21-12.

Usai laga, Matsumoto mengatakan bahwa dirinya selalu senang kalau berhadapan dengan Greysia/Apriyani. "Selalu ramai dan ketat, apalagi kalau mainnya di Indonesia," katanya.

Histeria suporter di Istora menambah semangat main Matsumoto/Takahashi, malah ganda Jepang ini mengatakan hanya dua kali setahun ada kesempatan bermain di negara yang pendukungnya mencapai ribuan.

Termasuk sua di empat besar Istora tadi (total menjadi 11 pertemuan) Matsumoto/Takahashi masih unggul head to head 9-2 atas Greysia/Apriyani.

Salah satu kemenangan Greysia/Apriyani atas peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu didapat Greysia/Apriyani pekan lalu di semifinal Malaysia Masters 2019.

Greysia/Apriyani belum dapat membalas kekalahan tahun lalu, di final Indonesia Masters 2018 Greysia/Apriyani kalah dari mereka.

Final Daihatsu Indonesia Masters 2019 kategori Super 500 dan berhadiah total 350.000 dolar AS akan digelar di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu (27/1/2019). Namun, yang jelas Indonesia sudah memastikan satu gelar juara.

Bila dilihat grafik dari tiga turnamen BWF pertama di bulan Januari 2019 ini, hasil di Indonesia Masters 2019 mengalami tren membaik hasilnya.

Di Thailand Masters 2019 Indonesia hanya pulang membawa satu gelar dari tunggal putri Fitriani. Sepekan kemudian, di Malaysia Masters, Indonesia membawa pulang satu gelar juara dari Kevin/Marcus dan runner-up dari Greysia/Apriyani.

Kini di Istora, Indonesia menempatkan lima wakilnya di semifinal. Tiga wakil di final. Dan yang pasti satu gelar juara dari ganda putra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun