Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hiperandrogen Juga Berdampak pada Gangguan Emosi

13 Juni 2018   07:00 Diperbarui: 13 Juni 2018   08:36 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diyhealthacademy.com

"Hiperandrogen pada perempuan merupakan salah satu bentuk kelainan hormonal, dan dampak paling umum dari kondisi ini adalah timbul jerawat," papar Dr. Budi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita dengan hiperandrogen dapat memiliki sejumlah gejala klinis lain, seperti seborrhea atau peradangan kulit bagian atas dan hirsutism atau munculnya rambut pada bagian tubuh wanita yang biasanya tidak ditumbuhi rambut.

Hiperandrogen juga bisa memicu alopecia atau kebotakan serta siklus menstruasi tak teratur. Selain itu, hiperandrogen bisa memiliki dampak jangka panjang, seperti obesitas, penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes, sindrom metabolik, hiperkolestrolema, dan aterosklerosis.

Jerawat hiperandrogen sendiri bukan hanya masalah kulit, melainkan juga dapat berdampak pada gangguan emosi, seperti rasa malu, rendahnya kepercayaan diri, kegelisahan, serta dampak psikologis lain.

Karena itu, dalam memberikan terapi pengobatan pada jerawat hiperandrogen, sangat penting untuk mengetahui sumber masalah serta kondisi pasien. Lesi acne atau jerawat umumnya muncul di area yang banyak memiliki kelenjar minyak, seperti wajah, meski ia juga bisa menyerang area punggung atas atau dada.

Penyebab produksi minyak berlebih dan peningkatan hormon androgen atau sekresi hormon menjadi sangat tinggi antara lain ketika seseorang memasuki masa pubertas, yang akan menyebabkan kelenjar minyak menjadi lebih besar dan menghasilkan lebih banyak minyak.

Perubahan hormonal yang juga memicu produksi minyak berlebih adalah siklus menstruasi, kehamilan, dan memulai atau menghentikan penggunaan pil kontrasepsi. Penyebab lain adalah faktor keturunan dan konsumsi obat-obatan yang mengandung hormon androgen dan litium.

Tujuan pengobatan acne atau jerawat adalah menurunkan produksi minyak, mengurangi bakteri propionibacterium acnes, menurunkan keratinisasi, serta menghilangkan peradangan.

Dalam terapi ini, umumnya dokter akan mengombinasikan dua atau lebih pilihan pengobatan yang tersedia untuk membuat terapi yang efektif dan mencegah timbulnya lesi yang baru.

Setiap tingkatan jerawat berbeda pula pengobatannya. Untuk jerawat sedang, terapi topikal yang meliputi keratolitik eksternal yang berfungsi mengurangi keratinisasi, dapat diterapkan.

Bentuk terapi ini antara lain asam salisilat, benzoyl peroxide, dan retinoid. Selain itu, ada pula terapi obat anti-inflamasi untuk menghambat bakteri propionibacterium acnes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun