Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Capung Bermigrasi?

29 April 2018   09:46 Diperbarui: 29 April 2018   10:17 1778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://rebanas.com

Jago Terbang

Capung merupakan salah satu serangga yang telah mengalami berbagai tahapan evolusi hingga dapat menyempurnakan kemampuan terbang dan menjadi makhluk cantik nan menakjubkan.

Hanya sedikit hewan yang menyamai kemampuan terbang capung yang spektakuler. Capung memiliki dua pasang sayap dengan otot di antara kepala dan abdomen yang dapat bergerak dengan arah berlainan. Struktur ini membuat mereka dapat mengubah sudut sayap masing-masing dan menampilkan ketangkasan terbang yang luar biasa.

Capung dapat terbang ke segala arah, termasuk menyamping dan mundur, bahkan terbang diam di satu titik selama lebih dari beberapa menit. Kemampuan menakjubkan inilah yang menjadi rahasia sukses mereka dalam menyergap mangsa.

Selain itu, capung juga terbang dengan cepat dan unggul dalam daya tahan. Spesies capung pantala flavescens, bahkan menempuh jarak hingga 11.000 mil dan memecahkan rekor sebagai migrasi serangga terjauh di dunia.

Dengan kecepatan, jarak, daya tahan dan fleksibilitasnya, capung menjadi salah satu penerbang paling luar biasa di planet Bumi.

Studi Tentang Capung

Ternyata selain angsa Kanada yang bermigrasi (untuk menghindari cuaca dingin), capung juga. Tetapi Anda tidak akan melihat sekelompok capung terbang dalam formasi "V" atau mendengar suara pekikan seperti angsa. Tidak banyak yang diketahui mengenai perjalanan migrasi capung. Tetapi kita memiliki cara untuk mengikuti perjalanan serangga dalam jarak yang jauh.

Seorang ilmuwan dari Princeton dan rekan-rekannya telah menempelkan transmiter radio kecil pada capung-capung dan mengikuti kelompok capung tersebut dengan receiver (penangkap radio). Studi yang dilakukan ini mengungkapkan bahwa capung juga memiliki perilaku yang sama dalam melakukan migrasi.

"Capung memiliki aturan yang sederhana," kata Martin Wikelski, seorang ahli ekologi di Princeton dan penulis studi yang dimuat dalam Biology Letters. "Capung menggunakan temperatur dan angin." 

Mengikuti binatang yang yang lebih besar dengan radio sudah sering dilakukan. Tetapi transmiter yang dibuat sekarang semakin kecil, dan Wikelski, yang telah membuat transmiter selama bertahun-tahun, ingin mencoba memasangkan transmiter pada serangga. Ia dan rekan-rekannya menggunakan paket transmiter-baterai yang hanya seberat 1/100 ons - sekitar 1/4 berat capung, serangga tersebut mampu membawa mangsa yang jauh lebih berat. Transmiter ditempelkan pada thoraks capung dengan penempel bulu mata palsu dan Super Glue.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun