Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pentingnya Mengajari Anak Mengelola Stres Sejak Dini

17 April 2018   10:13 Diperbarui: 17 April 2018   22:21 2507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brian A. Jackson/Shutterstock/cbc.ca

Sementara itu, reaksi anak terhadap stres bisa berupa reaksi secara internal dan eksternal. Reaksi internal muncul dalam pikiran dan perasaan, seperti bingung, khawatir, sedih, kecewa, marah, dan berpikir tidak bisa melakukan aktivitas tertentu.

Reaksi secara eksternal adalah saat anak mengekspresikan rasa marah atau sedih, namun lebih sering secara tidak langsung. Misalnya, menampilkan perilaku mengganggu orang lain atau agresif. Atau, ia mogok sekolah, dan merasa selalu sakit ketika mau sekolah.

"Orangtua harus peka terhadap perubahan perilaku anak, baik di rumah dan di sekolah," pesan Aurora. "Berkomunikasilah dengan orang dewasa yang berinteraksi dengan anak, sehingga ia bisa menemukan penyebab stres yang dialami."

Psikolog ini menggarisbawahi risiko bila stres pada anak tidak diatasi dengan baik, seperti emosi atau perasaan negatif yang bertumpuk dan membuat masalah semakin berat atau sulit ditangani. Stres pada anak juga bisa berujung pada gangguan perilaku, seperti perilaku agresif atau kenakalan.

Saat menginjak remaja, ia bisa rentan melakukan perilaku berisiko, seperti seks bebas dan aksi pelanggaran hukum, seperti mencuri dan penggunaan narkoba.

Untuk mengajak anak mengatasi stres dengan baik, Cecilia Helmina Erfanie, M.Psi., Psikolog, psikolog klinis anak dan remaja dari Pion Clinician, menekankan pentingnya keterampilan mengelola emosi pada anak.

"Keterampilan ini sangat perlu untuk diajarkan sedini mungkin, sehingga anak dapat mengolah emosi ketika berhadapan dengan situasi atau kondisi yang menekan, seperti menghadapi kondisi atau kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan," papar Cecilia.

Menurut Cecilia, untuk mengajarkan hal ini, orangtua perlu menciptakan pola asuh anak yang terbuka, di mana orangtua dan anak dapat mengungkapkan isi hati dan keinginan masing-masing.

"Ciptakan komunikasi dua arah dengan anak, sehingga anak dapat secara terbuka mengungkapkan apa yang ia rasakan. Berikan penjelasan kepada anak bahwa ia harus mampu melindungi dirinya sendiri dari situasi yang kurang menyenangkan atau mengancam," pesan Cecilia.

"Hal ini menjadi penting untuk membangun daya tahan anak terhadap situasi yang kurang menyenangkan. Selain itu, anak harus diberikan rasa percaya diri yang lebih sehingga ia memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya dari situasi yang kurang menyenangkan," paparnya lagi.

Apa indikator keberhasilan dalam mengajar anak mengelola stres?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun