Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Moon Express Terbentur Tembok Birokrasi

16 Maret 2018   09:36 Diperbarui: 16 Maret 2018   10:09 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlombaan menuju Bulan memasuki babak baru. Kini, sejumlah pebisnis melirik satelit alami Bumi tersebut untuk ekspansi usaha. Jika tak ada yang memiliki Bulan,  bolehkah kita mencari uang di sana?

Nama perusahaan itu simpel saja: Moon Express. Namun, meski hanya punya 30 karyawan, ambisi mereka besar, yakni menjadi institusi swasta pertama yang mendaratkan robot kecil di Bulan pada 2018.

Untuk mewujudkan misi itu, Moon Express berinvestasi sebesar 1,85 juta dollar AS untuk mengubah sebuah lapangan parkir menjadi miniatur permukaan Bulan. Mereka juga membangun laboratorium, ruangan operasi misi, dan tempat uji peluncuran pesawat luar angkasa.

Moon Express juga berambisi meluncurkan pesawat kedua pada 2019, di dekat kutub selatan Bulan. Pada 2020, pesawat ketiga yang lebih besar akan berangkat untuk mengambil sampel batu dan membawanya ke Bumi. Ini bisa menjadi batuan Bulan pertama yang masuk ke Bumi sejak kembalinya satelit Soviet pada 1976.

Namun, ambisi-ambisi ini nyaris kandas. Bukan karena masalah teknologi dan keuangan, melainkan karena sebuah traktat bernama Outer Space Treaty, yang baru saja merayakan usia setengah abad.

Pada dasarnya, traktat tersebut berisi kesepakatan sejumlah negara tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di luar angkasa.

Traktat ini berhasil mencegah kompetisi nuklir antara Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk melebar ke luar angkasa. Namun, kesepakatan yang sama juga kini berisiko menjadi penghalang bagi wirausaha yang berencana mengekspansi bisnis ke luar angkasa-area yang selama ini hanya milik agensi nasional seperti NASA.

"Dulu, ini hanya tema yang sangat hipotetikal," ujar Fabio Tronchetti, profesor hukum di Harbin Institute of Technology, China. "Tetapi, sekarang ada kelompok-kelompok yang sangat serius mengenai hal ini. Tentu, ini mengubah segalanya."

Robert D. Richards, chief executive Moon Express - yang memiliki misi "mengembangkan ranah ekonomi Bumi ke Bulan dan seterusnya" - bukanlah satu-satunya wirausaha yang melirik peluang bisnis di luar Bumi.

Jeffrey Bezos, pendiri Amazon, menggunakan sebagian kekayaannya untuk mendanai Blue Origin, perusahaan roket miliknya, dan memprediksi jutaan orang akan tinggal dan bekerja di luar angkasa.

Sementara itu, Elon Musk, miliarder pendiri SpaceX, dengan berani mengumumkan bahwa perusahaannya akan mulai mengirimkan koloni awal ke Mars dalam satu dekade ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun