Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rekam Jejak Queen Consort, Benarkah Camilla Parker Bowles 'Pelakor'?

11 September 2022   11:07 Diperbarui: 11 September 2022   11:15 4170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasib berkata lain, ternyata bukan Lady Diana Spencer yang menjadi permaisuri Kerajaan Inggris.

Sebagai putra sulung, Pangeran Charles berada di urutan pertama pewaris tahta Kerajaan Inggris setelah Ratu Elizabeth II wafat.

Setelah Pangeran Charles dengan Lady Diana bercerai pada tahun 1996, orang-orang mulai mencari tahu apa yang menjadi penyebab putusnya kebahagiaan antara Prince Charles dan Lady Di.

Pernikahan antara Prince Charles dan Lady Di pada 29 Juli 1981 disaksikan secara langsung oleh lebih dari 800 juta orang pemirsa televisi di seluruh dunia.

Charles dan Diana dikaruniai dua orang anak masing-masing Pangeran William dan Pangeran Henry.

Memang sudah tercium jika Charles "ada hubungan" yang spesial sebagai kekasih selain Lady Di. 

Lady Di sendiri sempat mengatakan bahwa perceraian itu karena Charles punya hubungan dengan Camilla Parker Bowles. Ya, Lady Diana Spencer akhirnya bercerai dengan Charles pada tahun 1996.

Bukan sekedar dugaan, Charles sendiri mengakui bahwa dirinya selingkuh dengan Camilla.

Bahkan Charles dan Camilla "debut" mulai bertemu pada tahun 1970. Pada waktu itu keduanya secara tak sengaja bertemu di pertandingan Polo. Charles berusia 22 tahun sedangkan Camilla berusia 24 tahun.

Mereka pun menjadi kekasih yang berbahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun